-->

PENGERTIAN KEBUDAYAAN DAN SENI

BAHAN AJAR SENI BUDAYA
PENGERTIAN KEBUDAYAAN DAN SENI

1. Pengertian Kebudayaan dan Seni
1.1. Pengertian Kebudayaan
SENI BUDAYA
SENI BUDAYA
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Berarti Kebudayan berasal dari kata budi dan daya. Budi berarti akal, pikiran, atau nalar. Daya berarti usaha, upaya, atau ikhtiar. Jadi, kebudayaan berarti segala akal atau pikiran manusia dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup. Kebudayaan manusia, meliputi kebutuhan hidup, keamanan, politik,ekonomi, sosial, dan kesenian.
Telah kita ketahui bersama bahwa kebudayaan selalu berubah-ubah. Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh pengaruh dari luar atau asing yang dapat menimbulkan kebudayaan baru atau kelanjutan perkembangan masa lampau. Kebudayaan saat ini merupakan kelanjutan dan perkembangan kebudayaan pada masa silam.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. Budaya dalam pengertian yang luas adalah pancaran daripada budi dan daya. Seluruh apa yang difikir, dirasa dan direnung diamalkan dalam bentuk daya menghasilkan kehidupan. Budaya adalah cara hidup sesuatu bangsa atau umat. Budaya tidak lagi dilihat sebagai pancaran ilmu dan pemikiran yang tinggi dan murni dari sesuatu bangsa untuk mengatur kehidupan berasaskan peradaban. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Upacara kedewasaan dari suku WaYao di Malawi, Afrika.
Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yang mana akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat
Menurut Koentjoroningrat (1986), kebudayaan dibagi ke dalam tiga sistem, pertama
sistem budaya yang lazim disebut adat-istiadat, kedua sistem sosial di mana merupakan suatu rangkaian tindakan yang berpola dari manusia. Ketiga, sistem teknologi sebagai modal peralatan manusia untuk menyambung keterbatasan jasmaniahnya.
Berdasarkan konteks budaya, ragam kesenian terjadi disebabkan adanya sejarah dari zaman ke zaman. Jenis-jenis kesenian tertentu mempunyai kelompok pendukung yang memiliki fungsi berbeda. Adanya perubahan fungsi dapat menimbulkan perubahan yang hasil-hasil seninya disebabkan oleh dinamika masyarakat, kreativitas, dan pola tingkah laku dalam konteks kemasyarakatan. Koentjoroningrat mengatakan, Kebudayaan Nasional Indonesia adalah hasil karya putera Indonesia dari suku bangsa manapun asalnya, yang penting khas dan bermutu sehingga sebagian besar orang Indonesia bisa mengidentifikasikan diri dan merasa bangga dengan karyanya. Kebudayaan Indonesia adalah satu kondisi majemuk karena ia bermodalkan berbagai kebudayaan, yang berkembang menurut tuntutan sejarahnya
sendiri-sendiri. Pengalaman serta kemampuan daerah itu memberikan jawaban terhadap masing-masing tantangan yang member bentuk kesenian, yang merupakan bagian dari kebudayaan.
Apa-apa saja yang menggambarkan kebudayaan, misalnya ciri khas :
a. Rumah adat daerah yang berbeda satu dengan daerah lainnya, sebagai contoh ciri khas rumah adat di Jawa mempergunakan joglo sedangkan rumah adat di Sumatera  dan rumah adat Hooi berbentuk panggung.
b.  Alat musik di setiap daerah pun berbeda dengan alat musik di daerah lainnya. Jika dilihat dari perbedaan jenis bentuk serta motif ragam hiasnya beberapa alat musik sudah dikenal di berbagai wilayah, pengetahuan kita bertambah setelah mengetahui alat musik seperti Grantang, Tifa dan Sampe.
c.  Seni tari,seperti tari Saman dari Aceh dan tari Merak dari Jawa Barat.
d. Kriya ragam hias dengan motif-motif tradisional, dan batik yang sangat beragam  dari daerah tertentu, dibuat di atas media kain, dan kayu.
e. Properti kesenian. Kesenian Indonesia memiliki beragam-ragam bentuk selain seni musik, seni tari, seni teater, kesenian wayang golek dan topeng merupakan ragam kesenian yang kita miliki. Wayang golek adalah salah satu bentuk seni pertunjukan teater yang menggunakan media wayang, sedangkan topeng adalah bentuk seni pertunjukan tari yang menggunakan topeng untuk pendukung.
f. Pakaian daerah. Setiap propinsi memiliki kesenian, pakaian dan benda seni yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya.
g. Benda seni. Karya seni yang tidak dapat dihitung ragamnya, merupakan identitas dan kebanggaan bangsa Indonesia. Benda seni atau souvenir yang terbuat dari perak yang beasal dari Kota Gede di Yogyakarta adalah salah satu karya seni bangsa yang menjadi ciri khas daerah Yogyakarta, karya seni dapat menjadi sumber mata pencaharian dan objek wisata.
Kesenian khas yang mempunyai nilai-nilai filosofi misalnya kesenian Ondel-ondel dianggap sebagai boneka raksasa mempunyai nilai filosofi sebagai  pelindung yakni rombongan tentara kerajaan Bantarangin (Ponorogo) yang akan melamar putri Kediri dapat diartikan Ponorogo menjadi pahlawan dari serangan ancaman musuh, selain hal-hal tersebut, adat istiadat, agama, mata pencaharian, system kekerabatan dan sistem kemasyarakatan, makanan khas, juga merupakan bagian dari kebudayaan.
h. Adat istiadat. Setiap suku mempunyai adata istiadat masing-masing seperti suku Toraja memiliki kekhasan dan keunikan dalam tradisi upacara pemakaman yang biasa disebut Rambu Tuka. Di Bali adalah adat istiadat Ngaben. Ngaben adalah upacara pembakaran mayat, khususnya oleh mereka yang beragama Hindu, dimana Hindu adalah agama mayoritas di Pulau Seribu Pura ini. Suku Dayak di Kalimantan mengenal tradisi penandaan tubuh melalui tindik di daun telinga. Tak sembarangan orang bisa menindik diri hanya pemimpin suku atau panglima perang yang mengenakan tindik di kuping, sedangkan kaum wanita Dayak menggunakan anting-anting pemberat untuk memperbesar daun telinga, menurut kepercayaan mereka, semakin besar pelebaran lubang daun telinga semakin cantik, dan semakin tinggi status sosialnya di masyarakat.

1.2. Pengertian Seni
Kata "seni" adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kata seni berasal dari kata "sani" yang artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Dalam bahasa Inggris dengan istilah "ART" (artivisial) yang artinya adalah barang/atau karya dari sebuah kegiatan.
Seni berasal dari kata seni (bahasa Melayu) yang berarti halus, rumit dan kecil-kecil. Kesenian diartikan segala sesuatu yang bernilai seni sehingga yang termasuk kesenian adalah berbagai jenis benda atau hal yang bersifat seni. Kedalaman dan kompleksitas seni menyebabkan para ahli membuat definisi seni untuk mempermudah pendekatan kita dalam memahami dan menilai seni. Konsep yang muncul bervariasi sesuai dengan latar belakang pemahaman, penghayatan, dan pandangan ahli tersebut terhadap seni.
Konsep seni terus berkembang sejalan dengan berkembangnya kebudayaan dan kehidupan masyarakat yang dinamis. Beberapa pendapat tentang pengertian seni:

a. Ensiklopedia indonesia
    Seni adalah pencipiaan benda atau segala hal yang karena keindahan bentuknya, orang senang melihat atau mendengar.
b. Ki Hadjar Dewantara
Seni merupakan perbuatan manusia (penggubah) yang timbul dari perasaannya dan bersifat indah, sehingga dapat menggerakan jiwa dan perasaan manusia (penerima)
c. Achdiat Kartamihardja
Seni adalah kegiatan rohani manusia yang merefleksikan realita ke dalam suatu karya. Bentuk dan isinya mempunyai daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam batin penerimanya.
d. Aristoteles
Seni adalah peniruan bentuk alam dengan kreatifitas dan ide penggubahnya agar lebih indah.
e. Leo Tolstoy
Seni adalah suatu kegiatan manusia (penggubah) yang secara sadar dengan perantara tanda-tanda lahiriah tertentu menyampaikan perasaan-perasaan yang telah dihayatinya kepada orang lain (penerima) sehingga ikut merasakan perasaan-perasaan seperti yang ia (penggubah) alami.
f. Schopenhauer
Seni adalah suatu usaha untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan. Meskipun musik adalah seni yang paling abstrak, tapi tiap orang menyukainya.



g. Thomas Munro
Seni adalah alat bantuan manusia (penggubah) untuk menimbulkan efek-efek psikologis atas manusia lain (penerima) yang melihatnya. Efek-efek tersebut mencakup segala tanggapan yang berwujud pengamatan, pengenalan, imajinasi yang rasional amaupun emosional.

h.  Akhdiat K. Mihardja
Seni adalah kegiatan manusia yang merefleksikan kenyataan dalam sesuatu karya, yang berkat bentuk dan isinya mempunyai daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam rohani sipenerimanya.

i. Erich Kahler
Seni adalah suatu kegiatan manusia yang menjelajahi, menciptakan realitas itu dengan symbol atau kiasan tentang keutuhan “dunia kecil” yang mencerminkan “dunia besar”.

1.3. Cabang-Cabang Seni
Kesenian meliputi bermacam-macam cabang seni. Setiap cabang seni memiliki keunikan tersendiri. Oleh karena itu, setiap karya seni diciptakan dengan memerlukan kemampuan, keahlian kelebihan, dan keunikan tersendiri pada penciptaannya.
Berdasarkan realita yang berkembang di masyarakat, seni digolongkan menjadi 5 cabang yang memiliki kesatuan dan keterkaitan.

NO
Cabang Seni
Bentuk Media
Indera Penikmat
Matra
1
Rupa
Benda
Penglihatan, peraba
2 dimensi atau 3 dimensi
2
Sastra
Tulisan
Penglihatan
2 dimensi
3
Musik
Suara, benda, manusia, gerak proses
Pendengaran, pengelihatan
Waktu, 3 dimensi
4
Tari
Tubuh manusia, gerak, musik
Pengelihatan, pendengaran
Waktu, 3 dimensi
5
Teater
Manusia, benda/alam, akting, adegan, suara/musik
Pengelihatan, pendengaran
Waktu, 3 dimensi

1.4. Seni Sebagai Estetika
            Estetika berada di luar lingkup logika ataupun etika. Definisi menurut para hali sebagai langkah pendekatan memahaminya antara lain sebagai berikut:
a. Al Ghazali
Keindahan suatu benda terletak pada perwujudan dari kesempurnaan karakteristik benda itu dan ditambah dengan adanya jiwa atau roh didalamnya.
b. Alexander Baumgarten
Keindahan itu dipandang sebagai kesatuan yang merupakan susunan yang teratur dari bagian-bagian yang mempunyai hubungan erat atu dengan yang lain secara keseluruhan.
c. Herbert Read
Keindahan adalah suattu kesatuan hubunggan formal dari pengalaman yang menimbulkan rasa senang.

d. Immanuel Kant
Keindahan ditinjau dari dua sisi,yaitu:
  Objektif: Keindahan adalah keserasian suatu objek terhadap tujuan yang dikandungnya, sejauh objek tersebut tidak ditinjau dari segi fungsi.
Subjektif: Keindahan adalah sesuatu yang tanpa direnungkan dengan logika dankonsep dan tanpa disangkut-pautkan dengan kegunaan praktis dapat mendatangkan rasa senang pada si penghayat.
e. Sulzer
    Keindahan adalah sesuatu yang baik dan dapat memupuk rasa moral.
f. Thomas Aguinas
Keindahan akan terbentuk jika memenuhi tiga syarat, yaitu adanya:
-    Integritas (kesatuan) atau kesempurnaan
-    Proporsi yang tepat dan harmonis
-    Klaritas (kejelasan)

Penganut teori objektif menepatkan rasa estetika lebih utama sehingga memiliki konsep, pola pikir, atau alasan logis mengapa sesuatu itu dikatakan indah. Penganut teori subjektif meletakan keindahan secara pribadi dalam diri si penikmat karya seni sehingga tidak dapat memberi alasan mengapa sesuatu itu dikatakan indah.
Keindahan seni adalah keindahan ekspresi, kreasi seniman. Jadi, pemandangan alam bukan keindahan seni.

1.5. Seni Sebagai Kreatifitas
Manusia memiliki kelebihan berupa akal, kalbu, emosi, nafsu, dan kemampuan membuat sesuatu. Usaha menggunakan akal pikiran untuk membuat sesuatu (kreasi) yang baru baik nyata atau abstrak disebut kreativitas. Proses kreasi seni mempunyai ciri-ciri khusus antara lain seperti di bawah ini.
a.   Unik
Unik artinya sesuatu yang lain daripada yang lain, yang beluum pernah dibuat orang sebelumnya, baik dalam hal ide, teknik, dan media. Alangkah baiknya jika karya senimu adalah hasil kreasimu sendiri, bukan mencontoh dari yang sudah ada. Karya lain dapat digunakan sebagai pemicu munculnya gagasan. Kembangkanlah gagasan tersebut menjadi sesuatu yang unik ddan baru. Dengan demikian, kreativitasmu akan terasah.
b.   Individual (pribadi)
Artinya memiliki kekhususan ciri dari seniman pembuatannya, yang berbeda dengan seniman lain karena perbedaan pendangan, penghayatan, pengalaman, dan teknik dalam membuat karya seni. Bandingkanlah karyamu dengan karya temanmu. Objek yang dipakai sebagai pemicu gagasan seni bisa jadi sama. Tapi karena pandangan, penghayatan, pengalaman, dan teknik yang berbeda, hasilnya tentu akan berbeda.
c.  Ekspresif
Karya seni merupakan hasil curahan batin berupa penjabaran dari ide, renungan, perasaan, atau pengalaman seniman. Seni yang tanpa curahan batin seolah-olah kering dan tak dapat menyentuh perasaan yang menikmatinya.
d. Universal
Karya seni dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, bangsa, dan generasi karena adanya persamaan rasa estetika dan artistik.



e. Survival (tahan lama)
Nilai seni dalam suatu karya seni dapat dinikmati sepanjang masa karena nilai estetikanya bersifat konsisten. Contohnya, karya seni peninggalan zaman kuno masih bisa nikmati sekarang.

1.6. Sifat Dasar Seni
Terdapat 5 ciri yang merupakan sifat dasar seni (The Liang Gie, 1976) yang meliputi:
a. Sifat kreatif dari seni. Seni merupakan suatu rangkaian kegiatan manusia yang selalu mencipta karya baru.
b. Sifat individualitas dari seni. Karya seni yang diciptakan oleh seorang seniman merupakan karya yang berciri personal, Subyektif dan individual.
c. Nilai ekspresi atau perasaan. Dalam mengapresiasi dan menilai suatu karya seni harus memakai kriteria atau ukuran perasaan estetis. Seniman mengekspresikan perasaan estetisnya ke dalam karya seninya lalu penikmat seni (apresiator) menghayati, memahami dan mengapresiasi karya tersebut dengan perasaannya.
d. Keabadian sebab seni dapat hidup sepanjang masa. Konsep karya seni yang dihasilkan oleh seorang seniman dan diapresiasi oleh masyarakat tidak dapat ditarik kembali atau terhapuskan oleh waktu.
e. Semesta atau universal sebab seni berkembang di seluruh dunia dan di sepanjang waktu. Seni tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Sejak jaman pra sejarah hingga jaman modern ini orang terus membuat karya seni dengan beragam fungsi dan wujudnya sesuai dengan perkembangan masyarakatnya.

1.7. Struktur Seni
The Liang Gie (1976) menjelaskan bahwa dalam semua jenis kesenian terdapat unsur-unsur yang membangun karya seni sebagai berikut:
a. Struktur seni merupakan tata hubungan sejumlah unsur-unsur seni yang membentuk suatu kesatuan karya seni yang utuh. Contoh struktur seni dalam bidang seni rupa adalah garis, warna, bentuk, bidang dan tekstur. Bidang seni musik adalah irama dan melodi. Bidang seni tari adalah wirama, wirasa dan wiraga. Bidang seni teater adalah gerak, suara dan lakon.
b. Tema merupakan ide pokok yang dipersoalkan dalam karya seni. Ide pokok suatu karya seni dapat dipahami atau dikenal melalui pemilihan subject matter (pokok soal) dan judul karya. Pokok soal dapat berhubungan dengan niat estetis atau nilai kehidupan, yakni berupa: objek alam, alam kebendaan, suasana atau peristiwa yang metafora atau alegori. Namun tidak semua karya memiliki tema melainkan kritik.
c. Medium adalah sarana yang digunakan dalam mewujudkan gagasan menjadi suatu karya seni melalui pemanfaatan material atau bahan dan alat serta penguasaan teknik berkarya. Tampa medium tak ada karya seni.
d. Gaya atau style dalam karya seni merupakan ciri ekspresi personal yang khas dari si seniman dalam menyajikan karyanya. Menurut Soedarso SP (1987), gaya adalah ciri bentuk luar yang melekat pada wujud karya seni, sedangkan aliran berkaitan dengan isi karya seni yang merefleksikan pandangan atau prinsip si seniman dalam menanggapai sesuatu.

1.8. Pengertian Nilai Seni
Menurut (Purwadarminto, 1976), kata “nilai” diartikan sebagai harga, kadar, mutu atau kualitas. Untuk mempunyai nilai maka sesuatu harus memiliki sifat-sifat yang penting yang bermutu atau berguna dalam kehidupan manusia. Dalam estetika, “nilai” diartikan sebagai keberhargaan (worth) dan kebaikan (goodness). Menurut Koentjaraningrat,“nilai” berarti suatu ide yang paling baik, yang menjunjung tinggi dan menjadi pedoman manusia/masyarakat dalam bertingkah laku, mengapresiasi cinta, keindahan, keadilan, dan sebagainya Nilai seni dipahami dalam pengertian kualitas yang terdapat dalam karya seni, baik kualitas yang bersifat kasat mata maupun yang tidak kasat mata. Nilai-nilai yang dimiliki karya seni merupakan manifestasi dari nilai-nilai yang dihayati oleh seniman/seniwati dalam lingkungan sosial budaya masyarakat yang kemudian diekspresikan daam wujud karya seni dan dikomunikasikan kepada penikmatnya (publik seni).
Menurut The Liang Gie jenis nilai yang melekat pada seni mencakup: 1) nilai keindahan, 2) nilai pengetahuan, 3) nilai kehidupan.
Nilai keindahan dapat pula disebut nilai estetis, merupakan salah satu persoalan estetis yang menurut cakupan pengertiannya dapat dibedakan menurut luasnya pengertian, yakni: a) keindahan dalam arti luas (keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan intelektual), b) keindahan dalam arti estetis murni, b) keindhaan dalam arti estetis murni, c) keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan. Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan pada prinsipnya mengkaji tentang hakikat keindahan dan kriteria keindahan yang terdapat di alam, dalam karya seni dan benda-benda lainnya.
Dalam kecenderungan perkembangan seni dewasa ini, keindahan positif tidak lagi menjadi tujuan yang paling penting dalam berkesenian. Sebagai seniman beranggapan lebih penting menggoncang publik dengan nilai estetis legatif (ugliness) daripada menyenangkan atau memuaskan mereka. Fenomena semacam ini akan kita jumpai pada karya-karya seni primitir atau karya seni lainnya yang tidak mementingkan keidahan tampilan visual namun lebih mementingkan makna simboliknya. “Ugliness” dalam karya seni termasuk nilai estetis yang negatif. Jadi sesungguhnya dalam karya seni terdapat nilai estetis yang positif dan negatif.

1.9. Pengertian Ekspresi
Ekspresi adalah proses ungkapan emosi atau perasaan di dalam proses penciptaan karya seni, proses ekspresi bisa diaktualisasikan melalui media. Media musik bunyi; media seni rupa adalah garis, bidang dan warna; media tari adalah gerak, media teaer adalah gerak, suara dan lakon.

1.10. Fungsi dan Tujuan Seni
Menurut antropologi, kesenian adalah salah satu unsur budaya manusia. Kita dapat merasakan dalam pengalaman hidup sehari-hari, betapa kita sangat membutuhkan sarana berekspresi dan menikmati keindahan dalam berbagai bentuk.
Berdasarkan fungsinya sebagai pemenuh kebutuhan, seni dipilah menjadi beberapa kelompok.

a. Fungsi Individual
            Manusia terdiri dari unsur fisik dan pisikis. Salah satu unsur psikis adalah emosi. Maka fungsi individual ini dibagi menjadi fungsi pemenuhan kebutuhan seni secara fisik dan psikis/emosional.
1. Fisik
Fungsi ini banyak dipenuhi melalui seni pakai yang berhubungan dengan fisik. Seperti, busana, perabot, rumah, musik senam, dan sebagainya.
2. Emosional
Dipenuhi melalui seni murni, baik dari segi si pembuat/penggubah, maupun konsumen penikmat. Contoh, lukisan, novel, musik, tari, film, dan sebagainya.


b. Fungsi Sosial
Fungsi sosial artinya dapat dinikmati dan bermanfaat bagi kepentingan orang banyak dalam waktu relatif bersamaan. Fungsi ini dikelompokkan menjadi beberapa bidang:


1. Rekreasi/ hiburan
Seni dapat dijadikan sebagai sarana melepas kejenuhan atau mengurangi kesedihan. Hal itu dapat terjadi misalkan pada saat kita menyaksikan musik, tarian, film, dan lawak.
2. Komunikasi
Seni dapat digunakan untuk mengkomunikasikan sesuatu, seperti pesan, kritik, kebijakan, gagasan, dan produk kepada orang banyak. Contoh: lagu balada, poster, drama komedi, dan reklame. Tema yang sering dibuat antara lain:
-          Ketidakdisiplinan anggota masyarakat terhadap lingkungan
-          Himbauan melaksanakan program pemerintah
-          Anjuran kesehatan/kesejahteraan
-          Ketidakadilan suatu kebijakan
3. Pendidikan
Pendidikan juga memanfaatkan seni sebagai sarana penunjangnya. Contoh: gambar ilustrasi buku pelajaran, film ilmiah atau dokumenter, poster ilmiah, lagu anak-anak, dan foto. Seni sebagai media pendidikan misalnya musik. Contoh : Ansambel karena didalamnya terdapat kerjasama, Angklung dan Gamelan juga bernilai pendidikan dikarenakan kesenian tersebut mempunyai nilai sosial, kerjasama, dan disiplin. Pelajaran menggunakan bantuan karya seni. Contoh : gambar ilustrasi buku pelajaran, film ilmiah atau dokumenter, poster, lagu anak-anak, alat peraga IPA.
4. Religi/ keagamaan
Karya seni dapat dijadikan ciri atau pesan keagamaan. Contoh: kaligrafi, busana muslim/muslimah, artitektur atau dekorasi rumah ibadah, lagu-lagu rohani. Seni yang digunakan untuk sebuah upacara yang berhubungan dengan upacara kelahiran, kematian, ataupun pernikahan. Contoh : Gamelan yang dimainkan pada upacara Ngaben di Bali yakni gamelan Luwang, Angklung, dan Gambang. Gamelan di Jawa Gamelan Kodhok Ngorek, Monggang, dan Ageng.
5. Fungsi artistik
Seni yang berfungsi sebagai media ekspresi seniman dalam menyajikan karyanya tidak untuk hal yang komersial, misalnya terdapat pada musik kontemporer, tari kontemporer, dan seni rupa kontemporer, tidak bias dinikmati pendengar/pengunjung, hanya bisa dinikmati para seniman dan komunitasnya.
6. Fungsi guna (seni terapan)
Karya seni yang dibuat tanpa memperhitungkan kegunaannya kecuali sebagai media ekspresi disebut sebagai karya seni murni, sebaliknya jika dalam proses penciptaan seniman harus mempertimbangkan aspek kegunaan, hasil karya seni ini disebut seni guna atau seni terapan. Contoh : Kriya, karya seni yang dapat dipergunakan untuk perlengkapan/peralatan rumah tangga yang berasal dai gerabah dan rotan.
7. Fungsi seni untuk kesehatan (Terapi)
Pengobatan untuk penderita gangguan physic ataupun medis dapat distimulasi melalui terapi musik, jenis musik disesuaikan dengan latar belakang kehidupan pasien. Terapi musik telah terbukti mampu digunakan untuk menyembuhkan penyandang autisme, gangguan psikologis trauma pada suatu kejadian, dan lain-lain. Menurut Siegel (1999) menyatakan bahwa musik klasik menghasilkan gelombang alfa yang menenangkan yang dapat merangsang sistem limbic jarikan neuron otak. Menurut Gregorian bahwa gamelan dapat mempertajam pikiran.
1.11. Apresiasi Seni
Apresiasi adalah salah satu kegiatan yang dapat menumbuhkan dan mengembangkan rasa ingin memiliki, mencintai, dan menghayati karya seni dilingkungan sekolah maupun masyarakat. Apresiasi merupakan suatu jalan untuk memperoleh penghayatan estetis terhadap karya seni yang sesuai dengan perkembangan jiwa siswa agar siswa memperoleh manfaat untuk kelangsungan hidup dan perkembangannya, mengapresiasi karya seni dapat dilakukan dengan cara mengoleksi hasil karya, mengadakan pergelaran, dan widyawisata.
Jadi Apresiasi Seni adalah menikmati, menghayati dan merasakan suatu objek atau karya seni lebih tepat lagi dengan mencermati karya seni dengan mengerti dan peka terhadap segi-segi estetiknya, sehingga mampu menikmati dan memaknai karya tersebut dengan semestinya. S.E. Effendi mengungkapkan bahwa apresiasi adalah mengenali karya sehingga menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan untuk mencermati kelebihan dan kekurangan terhadap karya. Kegiatan apresiasi meliputi :
a. Persepsi
Kegiatan mengenalkan pada anak didik akan bentuk-bentuk karya seni di Indonesia, misalnya, mengenalkan tari-tarian, musik, rupa, dan teater yang berkembang di Indonesia, baik tradisi, maupun moderen. Pada kegiatan persepsi kita dapat mengarahkan dan meningkatkan kemampuan dengan mengidentifikasi bentuk seni.
b. Pengetahuan
Pemberian pengetahuan sebagai dasar dalam mengapresiasi baik tentang sejarah seni yang diperkenalkan, maupun istilah-istilah yang biasa digunakan di masing-masing bidang seni.
c. Pengertian
Membantu menerjemahkan tema ke dalam berbagai wujud seni, berdasarkan pengalaman, dalam kemampuannya dalam merasakan musik.
d. Analisis
Mendeskripsikan salah satu bentuk seni yang sedang dipelajari, menafsir objek yang diapresiasi.
e. Penilaian
Melakukan penilaian tehadap karya-karya seni yang diapresiasi, baik secara subyektif maupun obyektif.
f. Apresiasi
Menurut Soedarso (1987) ada tiga pendekatan dalam melakukan apresiasi yakni : 1). pendekatan aplikatif, 2). pendekatan kesejarahan, 3). Pendekatan problematik. Pendekatan aplikatif, adalah pendekatan dengan cara melakukan sendiri macam macam kegiatan seni. Pendekatan kesejarahan adalah, dengan cara menganalisis dari sisi periodisasi dan asal usulnya. Sedangkan pendekatan problematik, dengan cara memahami permasalahan di dalam seni. Seorang pengamat akan berbeda dengan pengamat lainnya dalam menilai sebuah seni. Hal ini didasarkan pada pengalaman estetik, dan latar belakang pendidikan yang berbeda. Bahasan kajian dalam mengapresiasi seni pada tingkatan awal dengan pendekatan aplikatif adalah sebagai berikut:
Seni Musik Klasik
a. Ciri khas musiknya
b. Bentuk musik dari zamannya
c. Struktur musiknya
d. Gaya musiknya
Seni Musik Tradisi
a. Ciri-ciri khas musiknya :
   - Laras
   -  Pola tabuhan
   -  Instrumen yang dimainkan
   -  Struktur musiknya
   -  Gaya musiknya
b. Fungsi seni
c. Ekspresif (nilai-nilai keindahan)
d. Makna / pesan yang terkandung
Seni Tari Kreatif
a. Mencermati identifikasi gerak
b. Mencermati keharmonisan gerak dan musik
c. Mencermati kreativitas gerak
d.Mencermati kemampuan wiraga / kelenturan
e. Mengidentifikasi jenis tari berdasarkan garapan
f. Mengidentifikasi tari berdasarkan orientasi
g. Mengidentifikasi berdasarkan fungsinya
Seni Teater
a. Mengidentifikasi perbedaan teater dan film
b. Mengidentifikasi keberhasilan suatu pementasan
c. Mengidentifikasi nada ucapan dan makna dalam dialog
d. Mengidentifikasi plot lakon
Seni Rupa
a. Makna
b.Gaya
c. Material
d. Elemen
e. Estetika
Tingkatan apresiasi seni dapat dibedakan menjadi lima bagian, yaitu:
a.    Peminat seni adalah orang yang memiliki perhatian terhadap seni.
b.    Penikmat seni adalah orang yang memiliki rasa suka terhadap seni dikarenakan telah dapat menikmati.
c.    Pelaku seni adalah orang yang telah dapat melaksanakan kegiatan seni.
d.   Pencipta seni adalah orang yang mampu menciptakan seni.
e.    Kritikus seni adalah orang yang telah memiliki pengetahuan tentang seni atau berpengalaman dalam bidang seni.
Tujuan Apresiasi bagi siswa, yaitu:
a.    Mencintai lingkungan budaya;
b.    Merangsang berkarya;
c.    Menghargai lingkungan; dan
d.   Menanamkan rasa cinta berbangsa dan bernegara.

E. Uji Kompetensi
A. Pilihlah jawaban  yang paling tepat!


1. Budaya atau kebudayaan berasal    dari bahasa  Sansekerta yaitu.....
    a. buddhayah           b. buddhi
    c. budi daya            d. culture
    e. budi dan akal
2. Manakah pernyataan yang benar?
a. Seni berbeda dengan kebudayaan
b. Seni sebagian dari kebudayaan
c. Seni adalah kebudayaan
d. Seni adalah wujud kebudayaan
e. Seni adalah hasil dari kebudayaan
3.Seni adalah penciptaan benda atau segala ha yang karena keindahan bentuknya, orang senang melihat atau mendengar. Definisi seni menurut .....
a. Ensiklopedi Indonesia
b. Ki Hajar Dewantoro
c. Achdiat Kartamihardja
d. The Liang Gie
e. Leo Tolstoy
4. Salah satu sifat dasar seni adalah  ....
a. Indah       b. Kreatif     c. Style
d. Makna     e. estetika
5. Mengkaji keindahan di dalam seni adalah seni dalam konteks .....
a. Klasifikasi seni   b. Karya seni
c. Nilai seni            d. Sifat seni
e. Dasar seni
6. Nilai estetis yang negatif yang tidak mementingkan keindahan tampilan visual tetapi lebih mementingkan ....
a. Keindahan          b. Orisinalitas
c. Makna simbolik   d. Kreativitas
e. Klasifikasi
7. Medium pada seni rupa
a. Kayu, kain, batu, kanvas, dan   lain-lain
b. Bunyi     
c. Gerak
d. Gerak dan vokal    
e. Suara
8. Menurut The Liang Gie jenis nilai yang melekat pada seni mencakup, kecuali ...
a. nilai keindahan,
b. nilai pengetahuan
c. nilai kehidupan.
d. nilai kemunafikan
e. nilai sejarah
9.  Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu.....
      a. Mengelolah atau pekerjaan
      b. Pekerjaan atau mengelolah
      c. Pekerjaan  dan mengelolah
      d. Mengolah dan mengerjakan
       e. Mengelolah atau mengerjakan
10. Seni musik, seni tari dan seni teater adalah bentuk seni yang diklasifikasikan sebagai seni.....
a. Seni pertunjukan
b. Bahasa seni         c. Ragam seni
d. Sifat seni e. Sastra
11. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan,  kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Pernyataan tersebut menurut…..
      a.  Edward B. Tylor
  b. Ki Hajar Dewantoro
  c. Achdiat Kartamihardja
  d. The Liang Gie
      e. Leo Tolstoy
12. Seni berasal dari kata seni (bahasa Melayu) yang berarti…..
     a. Pencipiaan benda atau segala hal yang karena keindahan bentuknya, orang senang melihat atau mendengar.
b. Halus, rumit dan kecil-kecil.
c. Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa.
    d. barang/atau karya dari sebuah kegiatan.
  e.  Peniruan bentuk alam dengan kreatifitas dan ide penggubahnya agar lebih indah.
13. Karya seni rupa dapat dinikmati dengan indra…..
      a. Pengelihatan
      b. Pendengaran dan pengelihatan
      c. Pendengaran
      d. Pengelihatan dan pendengaran
      e. Pengelihatan dan peraba
14. Bentuk media karya seni sastra adalah…..
      a. Benda                b. Tulisan
      c. Suara                  d. Gerak
e. Akting
15.  Keindahan adalah suatu kesatuan hubunggan formal dari pengalaman yang menimbulkan rasa senang. Pernyataan tersebut adalah Definisi estetika menurut....
       a. Al Ghazali
       b. Alexander Baumgarten
       c. Herbert Read
       d. Immanuel Kant
       e. Sulzer
16. Menurut Alexander Baumgarten   estetika adalah.....
 a. Keindahan suatu benda terletak pada perwujudan dari kesempurnaan karakteristik benda itu dan ditambah dengan adanya jiwa atau roh didalamnya.
b. Keindahan itu dipandang sebagai kesatuan yang merupakan susunan yang teratur dari bagian-bagian yang mempunyai hubungan erat atu dengan yang lain secara keseluruhan.
c. Keindahan adalah suattu kesatuan hubunggan formal dari pengalaman yang menimbulkan rasa senang.
d. Keindahan adalah sesuatu yang baik dan dapat memupuk rasa moral.
e.  Keindahan adalah keserasian suatu objek terhadap tujuan yang dikandungnya, sejauh objek tersebut tidak ditinjau dari segi fungsi.
17. Seni bersifat keabadian artinya.....
a. Seni merupakan suatu rangkaian kegiatan manusia yang selalu mencipta karya baru.
      b. Karya seni yang diciptakan oleh seorang seniman merupakan karya yang berciri personal, Subyektif dan individual.
 c. Dalam mengapresiasi dan menilai suatu karya seni harus memakai kriteria atau ukuran perasaan estetis
d. Sebab seni dapat hidup sepanjang masa. Karya seni yang dihasilkan oleh seorang seniman dan diapresiasi oleh masyarakat tidak dapat ditarik kembali atau terhapuskan oleh waktu.
e. Sebab seni berkembang di seluruh dunia dan di sepanjang waktu. Seni tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Sejak jaman
18. Unik artinya…..
 a. Nilai seni dalam suatu karya seni dapat dinikmati sepanjang masa karena nilai estetikanya bersifat konsisten.
b. Karya seni dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, bangsa, dan generasi karena adanya persamaan rasa estetika dan artistik.
c. Sesuatu yang lain daripada  yang lain, yang beluum pernah dibuat orang sebelumnya, baik dalam hal ide, teknik, dan media.
d.  Artinya memiliki kekhususan ciri dari seniman pembuatannya, yang berbeda dengan seniman lain karena perbedaan pendangan, penghayatan, pengalaman, dan teknik dalam membuat karya seni.
e.  Karya seni merupakan hasil curahan batin berupa penjabaran dari ide, renungan, perasaan, atau pengalaman seniman. 
19. The Liang Gie (1976) menjelaskan bahwa dalam semua jenis kesenian terdapat unsur-unsur yang membangun karya seni sebagai beriku, kecuali…..
      a. Struktur seni
      b.Tema
      c. Medium
      d. Makna
      e. Gaya atau style
20. Struktur seni dalam bidang seni rupa adalah…..
   a. Garis, warna, bentuk, bidang  dan tekstur.
   b. Irama dan melodi
   c. wirama, wirasa dan wiraga
   d. Gerak, suara dan lakon
   e.  Sayir, penghayatan dan  ucapan
21. Tema adalah…..
    a. Merupakan tata hubungan sejumlah unsur-unsur seni yang membentuk suatu kesatuan karya seni yang utuh.
b. Sarana yang digunakan dalam mewujudkan gagasan menjadi suatu karya seni melalui pemanfaatan material atau bahan dan alat serta penguasaan teknik berkarya.
c. Merupakan ide pokok yang dipersoalkan dalam karya seni.
   d. Karya seni merupakan ciri ekspresi personal yang khas dari si seniman dalam menyajikan karyanya.
e. Ciri bentuk luar yang melekat pada wujud karya seni.
22.  Menurut The Liang Gie jenis nilai yang melekat pada seni mencakup....
       a. Nilai keindahan, nilai pengetahuan dan  nilai kehidupan.
      b.  Nilai keindahan, nilai pengetahuan dan nilai pemanfaatan.
      c.  Nilai keindahan, nilai pemanfaatan dan nilai kehidupan.
      d.  Nilai pemanfaatan, nilai kehidupan dan nilai pengetahuan.
      e.   Nilai pemanfaatan, nilai keindahan dan kehidupan.
23. Di bawah ini yang termasuk Fungsi Sosial seni, kecuali…..
 a. Rekreasi/ hiburan
 b. Komunikasi
 c. Pendidikan
 d. Fisik
 e. Religi/ keagamaan
24. Seni dapat dijadikan sebagai sarana melepas kejenuhan atau
      mengurangi kesedihan. Pernyataan tersebut adalah fungsi sosial seni dibidang….
 a. Rekreasi/ hiburan
 b. Komunikasi
 c. Pendidikan
 d. Fungsi Artistik
 e. Religi/ keagamaan
25. Kegiatan apresiasi meliputi, kecuali..... 
a. Persepsi
b. Kreasi
c. Pengetahuan
d. Analisis
e. Penilaian


B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1. Apa yang dimaksud dengan kebudayaan ?
Jawab:____________________________________________________________________________________________________________________________

2. Mengapa karya seni dapat menyentuh   perasaan manusia walau berbeda bangsa?
Jawab:____________________________________________________________________________________________________________________________

3. Ada dua bahasan estetika dalam menilai seni, sebutkan dan jelaskan !
Jawab:____________________________________________________________________________________________________________________________

4. Apa saja cabang-cabang seni ?
Jawab:____________________________________________________________________________________________________________________________

5. Bagaimana karya seni dapat memiliki fungsi religius?
Jawab:____________________________________________________________________________________________________________________________

6. Apresiasi Seni adalah?
Jawab:____________________________________________________________________________________________________________________________

7. Mengapresiasi karya seni dapat dilakukan dengan cara?
Jawab:____________________________________________________________________________________________________________________________




8. Tingkatan apresiasi seni dapat dibedakan menjadi lima bagian, yaitu?
Jawab:____________________________________________________________________________________________________________________________

9. Tujuan Apresiasi bagi siswa, yaitu?
Jawab:____________________________________________________________________________________________________________________________

10. Dalam estetika, “nilai” diartikan sebagai?
Jawab:____________________________________________________________________________________________________________________________




BAB II
APRESIASI SENI RUPA

A.        Pengertian Seni Rupa
Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan karya yang dapat menyentuh jiwa spiritual manusia. Karya seni merupakan suatu wujud ekspresi yang bernilai dan dapat dirasakan secara visual maupun audio. Seni terdiri dari musik, tari, rupa, dan drama/sastra. Seni rupa merupakan ekspresi yang diungkapkan secara visual dan terwujud nyata (rupa).
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.
Perkembangan keilmuan seni rupa dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami perluasan ke arah wahana besar yang kita kenal sebagai budaya rupa (visual culture). Lingkup sesungguhnya tidak hanya cabang-cabang seni rupa yang kita kenal saja, seperti lukis, patung, keramik, grafis dan kriya, tapi juga meliputi kegiatan luas dunia desain dan kriya (kerajinan), multimedia, fotografi.
Seni rupa di dalam Bahasa Inggris adalah fine art. Namun sesuai perkembangan dunia seni modern, istilah fine art menjadi lebih spesifik kepada pengertian seni rupa murni untuk kemudian menggabungkannya dengan desain dan kriya ke dalam bahasan visual arts.
Bidang seni rupa dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu seni rupa murni, kriya, dan desain. Seni rupa murni mengacu kepada karya-karya yang hanya untuk tujuan pemuasan eksresi pribadi, sementara kriya dan desain lebih menitik beratkan fungsi dan kemudahan produksi.
Konsep pembuatan seni rupa adalah menggubah materi / media berdasarkan hasil renungan, hingga membentuk wujud benda yang menyenangkan, baik hanya untuk dinikmati atau sekaligus dimanfaatkan.
            Seni rupa (visual art) ialah seni yang dihayati dengan indra pengelihatan. Dengan pengertian lain, seni rupa dapat diartikan sebagai hasil aktivitas mencipta berdasarkan norma-norma seni rupa yang bersumber pada rasa haru atas pengamatan objek atau yang diekspresikan ke dalam suatu bentuk rupa yang dapat menggetarkan hati sehingga timbul kesan-kesan tertentu dan memperoleh kepuasan.
         Seni rupa memiliki cabang dan jenis yang sangat luas serta dapat digolongkan:
1.         Seni Rrupa menurut atau Tujuan Penciptanya
Seni rupa menurut fungsi atau tujuan penciptanya dapat dibedakan menjadi karya seni rupa murni dan terapan.
a.      Seni Rupa Murni (Fine Art)
Seni rupa murni tercipta tanpa mempertimbangkan segi fungsi atau kegunaannya. Seni rupa murni juga disebut seni bebas (free art). Artinya pencipta bebas mengekspresikan isi hati atau ide dengan tidak memikirkan dari segi praktisnya. Jenis seni rupa murni, seperti seni lukis, seni patung, dan seni grafika. Dalam hal ini, seniman tidak mempertimbangkan lukisannya akan dipasang di mana dan berfungsi untuk apa.
b.      Seni Rupa Terapan (Applled Art)
Seni rupa terapan adalah seni rupa yang tercipta untuk digunakan. Seni rupa jenis ini banyak terdapat pada kehidupan sehari-hari. Contohnya bangunan rumah yang indah, gelas minum yang cantik, mobil mewah, dekorasi yang indah, taman yang permai, gambar majalah yang bagus, dan candi yang megah.
Jenis seni rupa terapan meliputi seni grafika, seni bangun, seni reklame, seni ilustrasi, seni dekorasi, seni tata kota, seni kerajinan, seni mode, seni rias, seni taman,seni industri, dan seni batik.
2.         Seni Rupa menurut Wujudnya
Seni rupa menurut wujudnya dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu seni rupa dua dimensi dan seni rupa tiga dimensi.
a.      Seni Rupa Dua Dimensi
Seni rupa dua dimensi adalah seni rupa yang mempunyai ukuran panjang dan lebar (berbentuk bidang).
Penghayatan seni rupa dua dimensi satu arah, yaitu depan. Contohnya, seni lukis, seni ilustrasi, seni dekorrasi, seni batik, seni batik, seni grafika, dan seni sketsa.
b.      Seni rupa Tiga dimensi
Seni rupa tiga adalah seni rupa yang mempunyai volume atau isi (memiliki tiga ukuran, yaitu panjang, lebar, dan kkedalaman). Penghayatan seni rupa tiga dimensi dapat dinikmati dari berbagai arah pandang. Karya seni rupa tiga dimensi contohnya, seni kriya, seni patung, seni bangun, seni taman, seni dekorasi, dan seni mode.

3.         Seni Rupa menurut Jenisnya
Seni rupa memiliki berbagai macam cabang dan jenis. Pengetahuan tentang jenis seni rupa akan lebih jelas apabila memerhatikan atau menghayati karya-karya dan mengetahui tentang ciri-ciri seni rupa secara langsung. Hal ini merupakan pengantar untuk memperjelas pengenalan cabang seni dan jenis-jenisnya.
Cabang danjenis-jenis karyaseni rupa,antara lain sebagai berikut:
a.      Seni lukis
Seni lukis adalah hasil curahhan cita rasa subjek pencipta dengan menggunakan media karya yang berupa garis, bidang, warna, tekstur, volume, dan ruang dalam bidang dua dimensi.
b.      Seni patung
Seni patung sering disebut seni plastis. Disebut seni plastis karena patung memiliki keindahan artistik pada bentuk plastisitas (tonjolan, lekukan, dan rongga). Patung berarti karya cipta seni rupa dengan media karya tiga dimensional.
c.       Seni reklame (komunikasi grafis)
Seni reklame adalah seni rupa yang dimanfaatkan untuk menarik perhatian umum/masyarakat atas penawaran barang atau propaganda jenis jasa tertentu agar mereka berkeinginan memiliki dan memanfaatkannya. Seni reklame bersifat komersial atau sosial. Seni reklame memerlukan ilmu tersendiri untuk memengaruhi orang banyak (ilmu jiwa sosial), terutama hal yang berkaitan dengan warna, jenis kata-kata, dan tanda khusus (monogram) agar mudah dikenal.
d.      Seni dekorasi
Seni dekorasi merupakan seni rupa yang melengkapi seni bangun. Seni dekorasi fungsinya menghias atau memperindah suatu bangun atau ruang agar lebih bernilai seni dan nyamman ditempati.
Jenis seni dekorasi, antara lain dekorasi interior (dalam ruang), dekorasi eksterior (luar ruang), kebun/taman/halaman, panggung, dan peralatan/perayaan/pesta.
e.       Seni ilustrasi
Seni ilustrasi adalah seni gamabr yang dimanfaatkan untuk memberikan penjelaskan pengertian secara visual.


f.       Seni kriya
Seni kriya adalah seni rupa yang tercipta dengan membutuhkan keterampilan tangan dan kemampuan kekriyaan (craftmanship). Seni kriya berujud barang-barang guna yang secara visual tampak indah. Seni kriya sering disebut seni kerajinan (mengutamakan kerajinan/kerapian, seni pekerjaan tangan, dan prakarya). Seni kriya meliputi ukir kayu, keramik, anyam-anyaman, kerajinan rotan/logam/kulit, dan makrame.
g.      Seni grafika
Seni grafika ialah seni mencetak dengan media klise (alat pencetak) berupa bidang dua dimensi atau sering disebut sistem cap (semacam stempel).
h.      Seni bangun/ arsitektur
Seni bangun merupakan cabang seni rupa yang memiliki keindahan artistik pada bentuk-bentuk bangun bervolume (tiga dimensi) dan berfungsi prraktis/seni pakai. Contoh seni bangun rumah, kantor, jembatan, monumen, dan tempat ibaddah.
i.        Seni rias
Seni rias mencakup seni rupa yang mengolah tentang tata rias tubuh manusia. Seni rias meliputi tata rias wajah, rambut, badan, dan rias fantasi.
j.        Seni mode
Seni mode merupakan seni rupa yang mengolah tentang pakaian (costum) yang mencakup berbagai model. Seni mode meliputi mode pakaian, seragam, ddan seragam teater.
k.      Seni industri
Seni industri adalah seni seni rupa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan, yaitu industri yang berupa barang-barang pakai. Misalnya, arloji, sepeda, mobil, vulpen, radio, tape, televisi, dan mainan anak-anak.
l.        Seni batik
Seni batik adalah seni rupa yang menggarap penggambaran/goresan garis dan warna dengan media baku malam/lilin, soga, napthol, dan warna celup lainnya.
m.    Seni keramik
Seni keramik adalah seni rupa yang diciptakan untuk memnuhi kebutuhan rumah tangga dengan menggunakan bahan tanah liat dan porselin. Contohnya piring, cangkir, poci, vas/pot bunga, asbak dan jambangan. Perkembangan berikutnya, seni keramik meliputi karya untuk lantai, toilet, tembok, lukisan keramik ataupun seni keramik bebas/murni lainnya.
n.      Seni tata kota
Seni tata kota adalahseni rupa mengatur tentang keindahan kota, menyangkut penempatan segala bangunan yang berada di kota dan sarana lainnya.
Penataan kota meliputi gedung, pasar, tempat hiburan, monumen, kawasan pabrik, taman, dan museum. Demikian beberapa cabang seni rupa dan masih banyak lagi. Hampir setiapbsisi kehidupan kita berkaitan dengan karya seni rupa. Akan tetapi, kebanyakan orang tidak menyadari hal itu. Makin modern seseorang tentu makin mengharapkan kehadiran karya-karya seni yang memiliki nilai yang tinggi.
            Penggolongan di atas hanya sekedar membedakan seni rupa secara garis besar. Akan tetapi, sebenarnya terdapat karya yang sukar dibedakan kelompoknya. Pada perkembangan masa berikutnya, seni rupa diciptakan lebih bebas tanpa mengingat perbedaan.




B. Bidang Seni Rupa


a. Seni rupa murni
    Seni lukis
    Seni grafis
    Seni patung
    Seni instalasi
    Seni pertunjukan
    Seni keramik
        Seni film
        Seni koreografi
        Seni fotografi
b. Desain
         Arsitektur
                  Desain grafis
                  Desain interior
                  Desain busana
                  Desain produk
c. Kriya
                  Kriya tekstil
                  Kriya kayu
                  Kriya keramik
                  Kriya rotan


1. Seni Murni
Seni rupa murni lebih mengkhususkan diri pada proses penciptaan karya seninya dilandasi oleh tujuan untuk memenuhi kebutuhan akan kepuasan batin senimannya.Seni murni diciptakan berdasarkan kreativitas dan ekspresi yang sangat pribadi (lukis, patung, grafis, keramik ). Namun dalam hal tertentu, karya seni rupa murni itu dapat pula diperjual belikan atau memiliki fungsi sebagai benda pajangan dalam sebuah ruang.


 
a. Seni lukis salah satu jenis seni murni berwujud dua dimensi pada umumnya dibuat di atas kain kanvas berpigura dengan bahan cat minyak, cat akrilik, atau bahan lainnya.
b. Seni patung salah satu jenis seni murni berwujud tiga dimensi. Patung dapat dibuat dari bahan batu alam, atau bahan-bahan industri seperti logam,serat gelas, dan lain-lain.

c. Seni Grafis merupakan seni murni dua dimensi dikerjakan dengan teknik cetak baik yang bersifat konvensional maupun melalui penggunaan teknologi canggih. Teknik cetak konvensional antara lain : 1) Cetak Tinggi ( Relief Print ) : wood cut print, wood engraving print, lino cut print, kolase print ; 2) Cetak Dalam ( Intaglio ) : dry point, etsa, mizotint,sugartint ; (3) sablon ( silk screen ). Teknik Cetak dengan teknologi modern, misalnya offset dan digital print.
d. Seni keramik termasuk seni murni tiga dimensi sebagai karya bebas yang tidak terikat pada bentuk fungsional.

2. Desain
Semua benda dan bangunan di sekitar Kamu merupakan karya desain, baik dengan pendekatan estetis, maupun pendekatan fungsional. Istilah desain mengalami perluasan makna, yaitu sebagai kegiatan manusia yang berupaya untuk memecahkan masalah kebutuhan fisik.
Desain merupakan suatu aktivitas yang bertitik tolak dari unsur-unsur obyektif dalam mengekspresikan gagasan visualnya. Unsur-unsur obyektif suatu karya desain adalah adanya unsure rekayasa (teknologi), estetika (gaya visual), prinsip sains (fisika), pasar (kebutuhan masyarakat), produksi (industri), bahan (sumber daya alam), budaya (Sikap, mentalitas, aturan, gaya hidup), dan lingkungan (social).
Unsur objektif yang menjadi pilar sebuah karya desain dapat berubah tergantung jenis desain dan pendekatan.
Cabang-cabang desain yang kita kenal antara lain ada di bawah ini :
a. Desain Produk (Industrial Design)
Desain produk adalah cabang seni rupa yang berupaya untuk memecahkan persoalan kebutuhan masyarakat akan peralatan dan benda sehari-hari untuk menunjang kegiatannya, seperti : mebel, alat rumah tangga, alat transportasi, alat tulis, alat makan, alat kedokteran, perhiasan, pakaian, sepatu, pengatur waktu, alat kebersihan, cindera mata, kerajinan, mainan anak, bahkan perkakas pertukangan.
b. Desain Grafis/ Desain Komunikasi Visual
Desain grafis adalah bagian dari seni rupa yang berupaya untuk memecahkan kebutuhan masyarakat akan komunikasi rupa yang dicetak, seperti poster, brosur, undangan, majalah, surat kabar, logo perusahan, kemasan, buku, dan bhkan juga cerita bergambar (komik), ilustrasi, dan karikatur,. Desain grafis kemudian mengalami perkembangan sejalan dengan kebutuhan masyarakat. Kini cabang seni rupa ini dikenal dengan nama desain komunikasi visual dengan penambahan cakupannya meliputi multimedia dan fotografi.
c. Desain arsitektur
Terdapat dua pandangan yang berbeda terhadap dunia arsitektur. Yakni, pandangan yang menempatkan arsitektur sebagai bidang keahlian teknik (keinsinyuran) dan pandangan yang menempatkan arsitektur sebagai bagian dari seni. Secara umum, desain asitektur adalah suatu kegiatan yang berupaya untuk memecahkan akan kebutuhuhan hunian masyarakat yang indah dan nyaman. Seperti rumah tinggal, perkantoran, sarana relaksasi, stadion olah raga, rumah sakit, tempat ibadah, bangunan umum, hingga bangunan industri.
d. Desain interior
Desain Interior adalah suatu cabang seni rupa yang berupaya untuk memecahkan kebutuhan akan ruang yang nyaman dan indah dalam sebuah hunian, seperti ruang hotel, rumah tinggal, bank, museum, restoran, kantor, pusat hiburan, rumah sakit, sekolah, bahkan ruang dapur dan kafe. Banyak yang berpandangan bahwa desain interior merupakan bagian dari arsitektur dan menjadi kesatuan yang utuh dengan desain tata ruang secara keseluruhan. Namun, pandangan ini berubah ketika profesi desain interior berkembang menjadi ilmu untuk merancang ruang dalam dengan pendekatan-pendekatan keprofesionalan.
Dunia desain berkembang sejalan dengan kemajuan kebudayaan manusia. Masyarakat juga mengenal desain multimedia. Cabang desain ini berkembang sejalan dengan tumbuhnya teknologi komputer dan dunia pertelevisian.

3. Kriya
Perkembangan dalam dunia seni rupa, adalah munculnya kriya sebagai bagian tersendiri yang terpisah dari seni rupa murni. Jika sebelumnya kita mengenal istilah seni kriya sebagai bagian dari seni murn, kita mengenal istilah kriya atau ada pula yang menyebutnya kriya seni. Kriya merupakan pengindonesiaan dari istilah Inggris Craft, yaitu kemahiran membuat produk yang bernilai artistik dengan keterampilan tangan, produk yang dihasilkan umumnya eksklusif dan dibuat tunggal, baik atas pesanan ataupun kegiatan kreatif individual. Ciri karya kriya adalah produk yang memiliki nilai keadiluhungan baik dalam segi estetik maupun guna. Sedangkan karya kriya yang kemudian dibuat misal umumnya dikenal sebagai barang kerajinan

C.  Periodisasi Seni Lukis
Dalam http://id.wikipedia.org, Seni lukis adalah salah satu induk dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari drawing. Periodisasi seni lukis dibagi dalam :

1.  Zaman prasejarah
Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan mereka.
Semua kebudayaan di dunia mengenal seni lukis. Ini disebabkan karena lukisan atau gambar sangat mudah dibuat. Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan menempelkan tangan di dinding gua, lalu menyemburnya dengan kunyahan daun-daunan atau batu mineral berwarna. Hasilnya adalah jiplakan tangan berwana-warni di dinding-dinding gua yang masih bisa dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini memungkinkan gambar (dan selanjutnya lukisan) untuk berkembang lebih cepat daripada cabang seni rupa lain seperti seni patung dan seni keramik.
Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti dinding, lantai, kertas, atau kanvas. Dalam pendidikan seni rupa modern di Indonesia, sifat ini disebut juga dengan dwi-matra (dua dimensi, dimensi datar). Seiring dengan perkembangan peradaban, nenek moyang manusia semakin mahir membuat bentuk dan menyusunnya dalam gambar, maka secara otomatis karya-karya mereka mulai membentuk semacam komposisi rupa dan narasi (kisah/cerita) dalam karya-karyanya.
Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, binatang, dan obyek-obyek alam lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari obyek yang digambar tidak selalu serupa dengan aslinya. Ini disebut citra dan itu sangat dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis terhadap obyeknya. Misalnya, gambar seekor banteng dibuat dengan proporsi tanduk yang luar biasa besar dibandingkan dengan ukuran tanduk asli. Pencitraan ini dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis yang menganggap tanduk adalah bagian paling mengesankan dari seekor banteng. Karena itu, citra mengenai satu macam obyek menjadi berbeda-beda tergantung dari pemahaman budaya masyarakat di daerahnya. Pencitraan ini menjadi sangat penting karena juga dipengaruhi oleh imajinasi. Dalam perkembangan seni lukis, imajinasi memegang peranan penting hingga kini.
Pada mulanya, perkembangan seni lukis sangat terkait dengan perkembangan peradaban manusia. Sistem bahasa, cara bertahan hidup (memulung, berburu dan memasang perangkap, bercocok-tanam), dan kepercayaan (sebagai cikal bakal agama) adalah hal-hal yang mempengaruhi perkembangan seni lukis. Pengaruh ini terlihat dalam jenis obyek, pencitraan dan narasi di dalamnya. Pada masa-masa ini, seni lukis memiliki kegunaan khusus, misalnya sebagai media pencatat (dalam bentuk rupa) untuk diulangkisahkan. Saat-saat senggang pada masa prasejarah salah satunya diisi dengan menggambar dan melukis. Cara komunikasi dengan menggunakan gambar pada akhirnya merangsang pembentukan sistem tulisan karena huruf sebenarnya berasal dari simbol-simbol gambar yang kemudian disederhanakan dan dibakukan.
2. Seni lukis zaman klasik
Di zaman ini lukisan dimaksudkan untuk meniru semirip mungkin bentuk-bentuk yang ada di alam. Hal ini sebagai akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan dimulainya kesadaran bahwa seni lukis mampu berkomunikasi lebih baik daripada kata-kata dalam banyak hal. Selain itu, kemampuan manusia untuk menetap secara sempurna telah memberikan kesadaran pentingnya keindahan di dalam perkembangan peradaban.
3. Seni lukis zaman pertengahan
Sebagai akibat terlalu kuatnya pengaruh agama di zaman pertengahan, seni lukis mengalami penjauhan dari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dianggap sebagai sihir yang bisa menjauhkan manusia dari pengabdian kepada Tuhan. Akibatnya, seni lukis pun tidak lagi bisa sejalan dengan realitas.
Kebanyakan lukisan di zaman ini lebih berupa simbolisme, bukan realisme. Sehingga sulit sekali untuk menemukan lukisan yang bisa dikategorikan "bagus".
Lukisan pada masa ini digunakan untuk alat propaganda dan religi. Beberapa agama yang melarang penggambaran hewan dan manusia mendorong perkembangan abstrakisme (pemisahan unsur bentuk yang "benar" dari benda).
Namun sebagai akibat pemisahan ilmu pengetahuan dari kebudayaan manusia, perkembangan seni pada masa ini mengalami perlambatan hingga dimulainya masa renaissance.
4.  Seni lukis zaman Renaissance
Berawal dari kota Firenze. Setelah kekalahan dari Turki, banyak sekali ahli sains dan kebudayaan (termasuk pelukis) yang menyingkir dari Bizantium menuju daerah semenanjung Italia sekarang.
Dukungan dari keluarga deMedici yang menguasai kota Firenze terhadap ilmu pengetahuan modern dan seni membuat sinergi keduanya menghasilkan banyak sumbangan terhadap kebudayaan baru Eropa.
Seni Rupa menemukan jiwa barunya dalam kelahiran kembali seni zaman klasik. Sains di kota ini tidak lagi dianggap sihir, namun sebagai alat baru untuk merebut kembali kekuasaan yang dirampas oleh Turki.
Pada akhirnya, pengaruh seni di kota Firenze menyebar ke seluruh Eropa hingga Eropa Timur. Revolusi Industri di Inggris telah menyebabkan mekanisasi di dalam banyak hal. Barang-barang dibuat dengan sistem produksi massal dengan ketelitian tinggi. Sebagai dampaknya, keahlian tangan seorang seniman tidak lagi begitu dihargai karena telah digantikan kehalusan buatan mesin.
Sebagai jawabannya, seniman beralih ke bentuk-bentuk yang tidak mungkin dicapai oleh produksi massal (atau jika bisa, akan biaya pembuatannya menjadi sangat mahal). Lukisan, karya-karya seni rupa, dan kriya diarahkan kepada kurva-kurva halus yang kebanyakan terinspirasi dari keindahan garis-garis tumbuhan di alam.

D.  Aliran-Aliran Seni Rupa
Berbagai aliran dalam seni rupa berkembang terus dari zaman ke zaman, antara lain :
a. Naturalisme
Aliran ini merupakan suatu aliran seni rupa yang mengutamakan kesesuaian dengan keadaan mahluk hidup, alam, dan benda mati sebenarnya. Contoh yang paling terlihat adalah pada lukisan potret diri, pemandangan alam, atau landscape.
b. Realisme
Aliran ini menunjukkan suatu keadaan sosial yang sesungguhnya dan biasanya memprihatinkan dan sedang bergejolak di dunia atau suatu tempat tertentu. Contoh aliran seni rupa ini antara lain melukiskan kemiskinan, kesedihan, atau peristiwa yang memilukan.
c. Romantisme
Aliran ini umumnya ditandai oleh tema-tema yang fantastis, penuh khayal, atau petualangan para pahlawan purba. Juga banyak menampilkan berbagai perilaku dan karakter manusia yang dilebih-lebihkan.
Para pelukis ini antara lain Eugene delacroik (1798-1963), Jean Baptiste Camille Corot(1796-1875) dan Rousseau (1812-1876). Gaya ini juga berkembang di Jerman, Belanda, dan Perancis.
Aliran Romantisme merupakan aliran tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia. Lukisan dengan aliran ini berusaha membangkitkan kenangan romantis dan keindahan di setiap objeknya. Pemandangan alam adalah objek yang sering diambil sebagai latar belakang lukisan.
Romantisme dirintis oleh pelukis-pelukis pada zaman penjajahan Belanda dan ditularkan kepada pelukis pribumi untuk tujuan koleksi dan galeri di zaman kolonial. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Raden Saleh.
d. Impresionisme
Aliran ini dalam dunia seni rupa berawal dari ungkapan yang mengejek pada karya Claude Monet (1840-1926) pada saat pameran di Paris tahun 1874. Karya ini menggambarkan bunga teratai dipagi hari yang ditampilkan dalam bentuk yang samar dan warna kabur dan oleh sebagian kritikus seni disebut sebagai “impresionistik “, suatu lukisan yang menampilakan bentuk yang sederhana dan terlampau biasa.
e. Ekspresionisme
Adalah suatu aliran dalam seni rupa yang melukiskan suasana kesedihan, kekerasan, kebahagiaan, atau keceriaan dalam ungkapan rupa yang emosional dan ekspresif. Salah seorang pelukis yang beraliran Ekspresionisme adalah Vincent van Gogh (1853-1890). Lukisan lukisannya penuh dengan ekpresi gejolak jiwa yang diakibatkan oleh penderitaan dan kegagalan dalam hidup.salah satu lukisannya yang terkenal adalah “Malam Penuh Bintang “(1889), yang mengekspresikan gairah yang tinggi sekaligus perasaan kesepian.
f. Kubisme
    Kubisme adalah suatu aliran dalam seni rupa yang bertitik tolak dari penyederhanaan bentuk-bentuk alam secara geometris (berkotak-kotak). Pada tahun 1909 berkembang aliran kubisme Analistis yang mengembangkan konsep dimensi empat dalam seni lukis. Dan dimengerti sebagai konsep dimensi ruang dan waktu dalam lukisan.
Pada setiap sudut lukisan terlihat objek yang dipecah-pecah dengan posisi waktu yang berbeda. Sedangkan Kubisme Sintetis, pelukisannya disusun dengan bidang yang berlainan yang saling tumpang dan tembus.
Adalah aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke dalam bentuk-bentuk geometri untuk mendapatkan sensasi tertentu. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Pablo Picasso.
g. Konstruksifisme
Aliran seni ini awalnya berkembang di Rusia penggagasnya antara lain Vladimir Tattin, Antoine Pevsner, dan Naum Gabo. Gaya ini mengetengahkan berbagai karya seni berbentuk tiga dimensional namun wujudnya abstrak. Bahan-bahan yang dipergunakan adalah bahan modern seperti besi beton, kawat, bahkan plastik.
h. Abstrakisme
Seni ini menampilkan unsur-unsur seni rupa yang disusun tidak terbatas pada bentuk-bentuk yang ada di alam. Garis, bentuk, dan warna ditampilkan tanpa mengindahkan bentuk asli di alam. Kadinsky dan Piet Mondrian marupakan sebagian perupa beraliran abstrak ini. Seni Abstrak ini pada dasarnya berusaha memurnikan karya seni, tanpa terikat dengan wujud di alam.
i. Dadaisme
Adalah gerakan seni rupa modern yang memiliki kecendrungan menihilkan hukum–hukum keindahan yang ada.Ciri utama gaya ini adalah paduan dari berbagai karya lukisan, patung atau barang tertentu dengan menambahkan unsur rupa yang tak lazim sebagai protes pada keadaan sekitarnya, seperti lukisan reproduksi lukisan “Monalisa “ karya Leonardo da Vinci tetapi diberi kumis, atau petusan laki-laki diberi dudukan dan tandatangan, kemudian dipamerkan di suatu galeri.
j. Surealisme
    Adalah penggambaran dunia fantasi psikologis yang diekspresikan secara verbal, tertulis maupun visual. Bentuk-bentuk alam dideformasi, sehingga penuh fantasi dan di luar kewajaran.
Lukisan dengan aliran ini kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang sering ditemui di dalam mimpi. Pelukis berusaha untuk mengabaikan bentuk secara keseluruhan kemudian mengolah setiap bagian tertentu dari objek untuk menghasilkan sensasi tertentu yang bisa dirasakan manusia tanpa harus mengerti bentuk aslinya.


k. Elektisisme
Yaitu gerakan seni awal abad ke- 20 yang mengkombinasikan berbagai sumbergaya yang ada di dunia menjadi wujud seni modern. Banyak yang menjadi sumber inspirasi dari gaya seni ini. Antara lain, gaya seni primitive sejumlah suku bangsa di Afrika, karya seni pra-sejarah, seni amerika Latin, gaya esetik Mesir Purba, dan Yunani Kuno. Tokoh-tokoh seni yang menerapkan gaya ini antasra lain Picasso (disamping sebagai tokoh Kubisme), Paul Gaugguin, Georges Braque, Jean Arp, Henry Moore, dan Gabo.

l. Posmodernisme
Istilah seni ini umumnya disebut seni kontemporer yaitu mengelompokan gaya-gaya seni rupa yang sezaman dengan pengamat atau yang menjadi kecenderungan popular dan dipilih oleh para seniman dalam rentang lima puluh tahun terakhir hingga sekarang.
Gaya ini sering diartikan sebagai aliran yang berkembang setelah seni modern. Jika dalam seni modern lebih memusatkan kepada ekspresi pribadi dan penggalian gaya baru, dalam seni Posmodern ungkapan seni lebih ditekankan kepada semantika (makna rupa) dan semiotika (permainan tanda rupa).

E. Teori Warna
Teori Brewster tentang warna pertama kali dikemukakan pada tahun 1831. Teori ini menyederhanakan warna-warna yang ada di alam menjadi 4 kelompok warna, yaitu warna primer, sekunder, tersier, dan warna netral.
Kelompok warna ini sering disusun dalam lingkaran warna brewster. Lingkaran warna brewster mampu menjelaskan teori kontras warna (komplementer), split komplementer, triad, dan tetrad
1. Pembagian warna
a. Warna primer
Text Box: Lingkaran Warna       Merupakan warna dasar yang tidak merupakan      campuran dari warna-warna lain. Warna yang termasuk dalam golongan warna primer adalah merah, biru, dan kuning.
b. Warna sekunder
Merupakan hasil pencampuran warna-warna primer dengan proporsi 1:1. Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran warna merah dengan kuning, hijau adalah campuran biru dan kuning, dan ungu adalah campuran merah dan biru.
c. Warna tersier
Merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna sekunder. Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari pencampuran warna kuning dan jingga.
d. Warna netral
Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi 1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warna-warna kontras di alam. Biasanya hasil campuran yang tepat akan menuju hitam.

2. Warna panas dan dingin
Lingkaran warna primer hingga tersier bisa dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok warna panas dan warna dingin. Warna panas dimulai dari kuning kehijauan hingga merah. Sementara warna dingin dimulai dari ungu kemerahan hingga hijau.
Warna panas akan menghasilkan sensasi panas dan dekat. Sedang warna dingin sebaliknya. Suatu karya seni disebut memiliki komposisi warna harmonis jika warna-warna yang terdapat di dalamnya menghasilkan efek hangat-sedang.
3. Hubungan antar warna
a. Kontras komplementer
Adalah dua warna yang saling berseberangan (memiliki sudut 180°) di lingkaran warna. Dua warna dengan posisi kontras komplementer menghasilkan hubungan kontras paling kuat. Misalnya jingga dengan biru.
b. Kontras split komplemen
Adalah dua warna yang saling agak berseberangan (memiliki sudut mendekati 180°). Misalnya Jingga memiliki hubungan split komplemen dengan hijau kebiruan.
c. Kontras triad komplementer
Adalah tiga warna di lingkaran warna yang membentuk segitiga sama kaki dengan sudut 60°.
d. Kontras tetrad komplementer
Disebut juga dengan double komplementer. Adalah empat warna yang membentuk bangun segi empat (dengan sudut 90°).
             
E. Uji  Kompetensi
A. Pilihlah jawaban  yang paling tepat!


1. Seni murni berwujud tiga dimensi, adalah .... a. Seni lukis      b. Seni grafis    c. Seni musik
   d. Seni patung       e. Seni fotografi
2. Seni rupa murni mengacu kepada ...
a. karya-karya yang hanya untuk tujuan pemuasan ekspresi pribadi
b. fungsi dan kemudahan produksi
c. karya-karya estetis untuk tujuan dipamerkan di Gallery,
d. karya-karya untuk memnauhi kebutuhan individu e. karya ekspresif dari individu yang melihatnya
3. Seni rupa yang berupaya untuk memecahkan kebutuhan akan ruang yang nyaman dan indah dalam sebuah hunian, seperti ruang hotel, rumah tinggal, bank, museum, restoran, kantor adalah ...
a. desain produk       b. desain grafis           
c. desain arsitektur      d. desain interior
e. Industrial desain
4. Seni grafis cetak dalam ( Intaglio ) seperti, kecuali ...
a. wood cut print,     b. dry point
 c. etsa          d. mizotint        e. Sugartint
5. Kamu menggambar di buku gambar A3 termasuk seni ..
a. 1 dimensi b. 2 dimensi     c. 3 dimensi     d. 4 dimensi    e. 2 dimensi atau 3 dimensi
6. Kamu membuat poster dengan Corel Draw adalah termasuk seni ...
a. desain                   b. Desain produk        
c. Desain grafis        d. Desain arsitektur
e. desain interior
7. Lukisan dimaksudkan untuk meniru semirip mungkin bentuk-bentuk yang ada di alam, adalah ciri khas lukisan periodisasi ...
a. Zaman prasejarah                         b. Zaman klasik
c. Zaman pertengahan             d. Zaman renaissance
e. Zaman modern
8. Lukisan, karya-karya seni rupa, dan kriya diarahkan kepada kurva-kurva halus yang kebanyakan terinspirasi dari keindahan garis-garis tumbuhan di alam, adalah ciri lukisan periodisasi ....
a. Zaman prasejarah                         b. Zaman klasik c. Zaman pertengahan    d. Zaman renaissance
e. Zaman modern
9. Potret diri, pemandangan alam, atau landscape adalah contoh lukisan aliran ...
a. naturalisme           b. Realisme
c. romantisme          d. ekspresionisme
e. kubisme
10. Suatu aliran dalam seni rupa yang bertitik tolak dari penyederhanaan bentuk-bentuk alam secara geometris (berkotak-kotak) ...
a. naturalisme         b. Realisme
c. romantime          d. ekspresionisme
e. kubisme
11. Lukisan pada masa ini digunakan untuk alat propaganda dan religi. Beberapa agama yang melarang penggambaran hewan dan manusia mendorong perkembangan abstrakisme (pemisahan unsur bentuk yang "benar" dari benda) adalah ciri periode lukisan ..
a. Zaman prasejarah                       b. Zaman klasik c. Zaman pertengahan   d. Zaman renaissance e. Zaman modern
12. Suatu aliran dalam seni rupa yang melukiskan suasana kesedihan, kekerasan, kebahagiaan, atau keceriaan dalam ungkapan rupa yang emosional dan ekspresif. Adalah ciri khas aliran seni ...
a. naturalisme         b. Realisme
c. romantisme        d. ekspresionisme
e. Kubisme
13. Kadinsky dan Piet Mondrian merupakan sebagian perupa beraliran ....
a. abstrakisme         b. naturalisme
c. Realisme                         d. romantime
e. ekspresionisme
14. Romantisme dirintis oleh pelukis-pelukis pada zaman penjajahan Belanda dan ditularkan kepada pelukis pribumi untuk tujuan koleksi dan galeri di zaman kolonial. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah …
 a. Guruvalah                      b. Van Gogh  
c. Basuki Abdullah                         d. Afandi
e. Raden Saleh

15. Teori Brewster tentang warna pertama kali dikemukakan pada tahun 1831. Teori ini menyederhanakan warna-warna yang ada di alam menjadi kelompok warna …

 a. warna primer, sekunder,

 b. warna primer, sekunder, dan tersier

 c. warna primer, sekunder, tersier dan kontrast

d. warna primer, sekunder, tersier, dan warna netral

e. Kontras komplementer, Kontras split komplemen, Kontras triad komplementer, Kontras tetrad komplementer

16. Dua warna yang saling berseberangan (memiliki sudut 180°) di lingkaran warna. menghasilkan hubungan kontras paling kuat. Misalnya jingga dengan biru adalah ...

a. Kontras komplementer  

b. Kontras split komplemen,

c. Kontras triad komplementer,

d. Kontras tetrad komplementer

e. Kontras titrad komplementer

17. Tiga warna di lingkaran warna yang membentuk segitiga sama kaki dengan sudut 60°, disebut ...

a. Kontras komplementer

b. Kontras split komplemen,

c. Kontras triad komplementer,

d. Kontras tetrad komplementer

e. Kontras titrad komplementer
18. Seni rupa yang melukiskan kemiskinan, kesedihan, atau peristiwa yang memilukan. Adalah seni rupa aliran ...
a. Impresionisme                b. Romatisme
c. Ekspresionisme              d. Naturalisme
e. Realisme
19. Warna dimulai dari kuning kehijauan hingga merah disebut ...
a. Warna panas        b. Warna dingin
c. Warna netral       d. Warana tersier
e. Warna sekunder
20. Warna yang termasuk dalam golongan warna primer adalah ...
a. hitam      b. merah, biru, dan kuning
c. Hijau      d. Jingga
e. Jingga kekuningan
21. Proses kreasi seni mempunyai ciri/sifat khusus berikut ini, kecuali ...
a. individual           b. universal
c. ekspresif                        d. abadi
e. unik
22. Baju yang kamu pakai merupakan karya seni yang bertujuan memenuhi kebutuhan individual manusia secara ...
a. emosional           b. moden        
c. praktis                d. sosial           e. fisik
23. Kaligrafi adalah contoh karya seni yang berfungsi ...
a. rekresai              b. komunikasi
c. edukasi              d. religi
e. estetis
24. Kriya merupakan pengindonesiaan dari istilah Inggris ...
a. Art          b. fine art         c. Scraft
d. Craft      e. Craf
25. Yang termasuk seni grafis cetak tinggi ( Relif Printa ) seperti, kecuali ...
a. wood cut print,   b. wood engraving print, c. lino cut print,      d. etsa             
e. kolase print














B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1.    Apa yang dimaksud dengan seni rupa?
Jawab:___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
2.    Apakah yang dimaksud dengan seni rupa murni?
Jawab:_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
3.     Sebutkan cabang-cabang seni rupa murni!
Jawab:_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
4.    Apakah yang dimaksud dengan Desain?
Jawab:_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
5.     Sebutkan cabang-cabang Desain!
Jawab:_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
6.     Apakah yang dimaksud dengan Kriya?
Jawab:_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
7.    Objek apa saja yang sering muncul dalam karya lukisan purbakala?
Jawab:_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
8.    Bagaimana ciri khas lukisan di zaman klasik?
Jawab:_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
9.    Bagaimana ciri khas lukisan di zaman pertengahan?
Jawab:____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
10.  Bagaimana ciri khas lukisan di zaman Renaissance?
Jawab:___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
11.   Coba sebutkan 11 aliran dalam seni rupa!
Jawab:____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
12.  Lukisan Potret diri, pemandangan alam dan atau landscape termasuk seni rupa aliran ?
13.  Jawab:_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
14.   Aliran dalam seni rupa yang bertitik tolak dari penyederhanaan bentuk-bentuk alam secara geometris (berkotak-kotak) disebut aliran ....
Jawab:___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
15.   Lukisan reproduksi lukisan “Monalisa “ karya Leonardo da Vinci tetapi diberi kumis yang kemudian dipamerkan di suatu galeri. Adalah contoh bentuk lukisan aliran ....
Jawab:____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
16.  Aliran seni ruap yang ditandai oleh tema-tema yang fantastis, penuh khayal, atau petualangan para pahlawan purba. Juga banyak menampilkan berbagai perilaku dan karakter manusia yang dilebih-lebihkan, adalah aliran ......
Jawab:____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
17.   Kadinsky dan Piet Mondrian merupakan sebagian perupa beraliran .....
Jawab:____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
18.   Teori Brewster tentang warna pertama kali dikemukakan pada tahun 1831. Teori ini menyederhanakan warna-warna yang ada di alam menjadi 4 kelompok warna, yaitu :
Jawab:___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
19.  Warna yang termasuk dalam golongan warna primer adalah…..
Jawab:____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
20.   Suatu karya seni disebut memiliki komposisi warna harmonis jika .....
Jawab:____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________




35. Buatlah satu gambar secara cepat dan spontanitas di atas kertas jawabanmu (gambar apa saja yang terlintas dibenakmu saat ini!)
 













BAB III
BERKARYA SENI RUPA

A. Raggam Hias Bengkulu
Bengkulu memiliki banyak ragam hias daerah. Ragam hias ini digunakan untuk berbagai keperluan. Setiap ragam hias memiliki bentuk, fungsi,dan makna yang berbeda. Ragam hias Bengkulu pada dasarnya diambil dari alam serta ragam flora dan fauna Bengkulu yang distilir (di-indah-indah-kan). Ragam hias ini biasanya digunakan pada anyaman, ukiran, ragam hias rumah adat, dan kain tenun daerah. Ragam hias ini deikelompokkan menjadi dua macam. Yaitu ragam hias tenunan kain serawai, dan ragam hias tenunan Rejang. Selain itu, juga terdapat motif batik besurek khas Bengkulu yang bisa juga dimasukkan sebagai kategori ragam hias Bengkulu. Berikut merupakan nama, gambar, dan makna untuk kelompok ragam hias pada tenunan serawai yang berhasil saya dapatkan :





1. Seluang Mudik
seluang-mudik.jpg
1.     Kandung Lawayan
kandung lawaiyan

3. Unak Sebeku

unak-sebuku.jpg


4. Muarak Timput

muarak-timput.jpg


5. Mata Punai Berantai

mata-punai-berantai.jpg

6. Kain Cutar

kain-cutar.jpg



7. Kain Ragi Itam
kain-ragi-itam.jpg

8. Gindo Suli
gindo-suli.jpg

9. Kain Curak
kain-curak.jpg



10. Kaping batang Pinang
kaping-batang-pinang.jpg


11. Unak Sebuku 2
unak-sebuku-2.jpg






12. Ular Lidi
ular-lidi.jpg


13. Kain Baruak
kain-baruak.jpg


14. Mata Punai Kandung
mata-punai-kandung.jpg

15. Lengkenai Naik

Berbentuk tumbuhan memanjat, memiliki arti : dalam kehidupan perlu adanya hiasan. Hiasan utama adalah anak-anak dan harta kekayaan yang senantiasa naik ke rumahnya. Ragam hias ini terdapat pada rumah adat Bengkulu.

lengkenai-naik.jpg









Tugas Kompetensi

A. Buatlah Kelompok, satu kelompok terdiri dari 4 orang!
     Kerjakanlah tugas berikut!
1.  Selain ragam hias daerah Serawai di atas, coba kamu cari bentuk karya seni rupa terapan daerah Bengkulu yang lainnya! Uraikan Bentuk ( dengan gambar) dan kegunaannya!
2.  Laporkan hasil kelompok kalian dalam bentuk tertulis.

B. Tugas Individu
1. Rancanglah karya seni rupa terapan dari ragam hias daerah bengkulu sesuai pilihan (anyaman, ukiran dan motif batik)!
2. Buatlah  karya seni rupa terapan dari ragam hias daerah Bengkulu sesuai pilihan (anyaman, ukiran dan motif batik)!

C. Tugas Kelas
1. Menyiapkan pameran karya seni rupa terapan daerah Bengkulu yang sudah dibuat.
2. Menyelenggarakan pameran karya seni rupa terapan di sekolah.




BAB IV
APRESIASI SENI MUSIK

A. PENGERTIAN MUSIK
Musik adalah hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya, melalui unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk atau struktur lagu dan ekspresi.
    
Gambar  Instrumen Musik

    

B. JENIS MUSIK

Seni musik adalah seni menata bunyi menjadi suatu harmoni yang indah dididengar. Berdasarkan jenis materinya, seni musik dikelompokkan menjadi tiga, yaitu musik klasik, musik tradisional, dan musik modern.
   
a.  Musik Tradisional
          Musik tradisional adalah musik yang berkembang didaerah sekitar musik itu berasal. Contoh di Indonesia adalah musik gamelan.
      
b.Musik Klasik
       Musik klasik (mewakili semua periode) berasal dari Eropa. Berkembang secara universal karena memiliki standar estetika. Jenis musik ini didominasi oleh instrumen musik gesek dan tiup yang lebih menonjolkan ritme pada melodi dan harmoni, bukan beat.

c.  Musik Modern
Musik modern adalah musik yang terbaru setelah zaman klasik, sampai masa sekarang ini. Konsepnya fleksibel/luwes dan instrumen musik yang digunakannya lebih beragam.
       Perhatikanlah fungsi dan peran musik di daerah tempat tinggalmu. Bagaimana peran tiap jenis musik yang ada?



C. MUSIK TRADISI INDONESIA

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki alat-alat musik dan budaya yang beraneka ragam yang disebut musik daerah. Musik daerah adalah musik yang lahir musik tradisional. Oleh karena itu alat musik maupun lagunya menjadi sifat unsur kesederhanaan dan kedaerahan. Alat musik tradisional Nusantara dapat dikelompokkan menjadi 4 jenis sesuai dengan fungsi pengelompokannya, antara lain:

1. Chordophone          : Instrumen yang sumber bunyinya berasal dari dawai. Contoh:
Sasando, Siter/Rebab, Celempung, dll.
2. Aerophone              : Instrumen yang sumber bunyinya berasal dari udara yang di tiup.
Contoh: Seruling, Kledi, dll.
3. Membranophone     : Instrumen yang sumber bunyinya berasal dari kulit membran.
  Contoh: Kendang, Ketipung, dll
4. Idiophone                : Instrumen yang sumber bunyinya berasal dari alat itu sendiri. Contoh:
                                      Gong, Saron, Bonang dll
Berikut ini beberapa nama-nama alat musik tradisional beserta lagu daerah khas adat kebudayaan Nusantara sesuai dengan daerahnya:

a. Propinsi Sumatera Utara / Sumut
Alat Musik Tradisional : Arumba, Doli-doli, Druri dana, Faritia, Garantung, Gonrang,

Hapetan, Aramba (ong) Terbuat dari bahan kuningan. Dipergunakan pada saat ada upacara besar (Owasa), pesta pernikahan dsb. Tinggi 13,5 cm, tebal 0,5
cm dengan diameter 44 cm.


 

Faritia (canang) Terbuat dari bahan kuningan. Dipergunakan pada saat ada upacara besar (Owasa), pesta pernikahan dsb. Tinggi 8,5, cm, tebal 0,4 cm denga diameter 26 cm.tebal 0,4 cm dengan diameter 26 cm.  cm dengan diameter 44 cm.


 
  
 
















Alat musik Lagia, Ndruri, Doli-doli (adalah alat musik yang seperti bambu yang ditiup atau di hasapi), dan Surune sering dibunyikan oleh masyarakat pada saat mereka sedang santai, kesepian atau sedih agar mereka dapat terhibur. Di Nias Selatan, selain pada upacara kebesaran (Fa’ulu), pada upacara kematian agama kuno (Ere) selalu membunyikan Fondrahi sambil mengucapkan mantra-mantra tertentu dalam bentuk syair atau pantun (Hoho). Lagu Daerah : Say Selamat Masineger, Leleng Ma Hupaima Ima, Dago Inang Sarge, Madedek Magambiri, Meriam Tomong, seorang bangsawan yang dihormati, gong dan gendang juga dibunyikan. Sementara pada upacara pemujaan dewa-dewa, para pemuka Sigulempong, Rambadia, Sinanggar Tulo, Piso Surit, dll.


Instrumen ini terdiri dari 2 bagian yaitu Arbabnya sendiri (instrumen induknya) dan penggeseknya (stryk stock) dalam bahasa daerah disebut : Go Arab. Instrumen ini memakai bahan : tempurung kelapa, kulit kambing, kayu dan dawai. Musik Arbab pernah berkembang di daerah Pidie, Aceh Besar dan Aceh Barat. Arbab ini dipertunjukkan pada acara-acara keramaian rakyat, seperti hiburan rakyat, pasar malam dsb. Sekarang ini tidak pernah dijumpai kesenian ini, diperkirakan sudah mulai punah. Terakhir kesenian ini dapat dilihat pada zaman pemerintahan Belanda dan pendudukan Jepang.
 
b. Propinsi NAD (Aceh)

Arbab


Bangsi Alas
Bangsi Alas adalah sejenis isntrumen tiup dari bambu yang dijumpai di daerah Alas, Kabupeten Aceh Tenggara. Secara tradisional pembuatan Bangsi dikaitkan dengan adanya orang meninggal dunia di kampung/desa tempat Bangsi dibuat. Apabila diketahui ada seorang meninggal dunia, Bangsi yang telah siap dibuat sengaja dihanyutkan disungai. Setelah diikuti terus sampai Bangsi tersebut diambil oleh anakanak, kemudian Bangsi yang telah di ambil anak-anak tadi dirampas lagi oleh pembuatnya dari tangan anak-anak yang mengambilnya. Bangsi inilah nantinya yang akan dipakai sebagai Bangsi yang merdu suaranya. Ada juga Bangsi kepunyaan orang kaya yang sering dibungkus dengan perak atau suasa.


Rapai terbuat dari bahan dasar berupa kayu dan kulit binatang. Bentuknya seperti rebana dengan warna dasar hitam dan kuning muda. Sejenis instrumen musik pukul (percussi) yang berfungsi pengiring kesenian tradisional. Rapai ini banyak jenisnya : Rapai Pasee (Rapai gantung), Rapai Daboih, Rapai Geurimpheng (rapai macam), Rapai Pulot dan Rapai Anak.
 
Rapai

Geundrang merupakan unit instrumen dari perangkatan musik Serune Kalee. Geundrang termasuk jenis alat musik pukul dan memainkannya dengan memukul dengan tangan atau memakai kayu pemukul. Geundrang dijumpai di daerah Aceh Besar dan juga dijumpai di daerah pesisir Aceh seperti Pidie dan Aceh Utara. Fungsi Geundrang nerupakan alat pelengkap tempo dari musik tradisional etnik Aceh.
 
 


Geundrang (Gendang)


Sejenis tambur yang termasuk alat pukul. Tambo ini dibuat dari bahan Bak Iboh (batang iboh), kulit sapi dan rotan sebagai alat peregang kulit. Tambo ini dimasa lalu  berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menentukan waktu shalat/sembahyang dan untuk mengumpulkan masyarakat ke Meunasah guna membicarakan masalah-masalah kampung. Sekarang jarang digunakan (hampir punah) karena fungsinya telah terdesak olah alat teknologi microphone.
 
Tambo


Taktok Trieng

Taktok Trieng juga sejenis alat pukul yang terbuat dari bambu. Alat ini dijumpai di daerah kabupaten Pidie, Aceh Besar dan beberapa kabupaten lainnya. Taktok Trieng dikenal ada 2 jenis Yang dipergunakan di Meunasah (langgar-langgar), dibalai-balai pertemuan dan ditempat-tempat lain yang dipandang wajar untuk diletakkan alat ini. jenis yang dipergunakan disawah-sawah berfungsi untuk mengusir burung ataupun serangga lain yang mengancam tanaman padi. Jenis ini biasanya diletakkan ditengah sawah dan dihubungkan dengan tali sampai ke dangau (gubuk tempat menunggu padi di sawah).


Bereguh nama sejenis alat tiup terbuat dari tanduk kerbau. Bereguh pada masa silam dijumpai didaerah Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara dan terdapat juga dibeberapa tempat di Aceh. Bereguh mempunyai nada yang terbatas, banyakanya nada yang yang dapat dihasilkan Bereguh tergantung dari teknik meniupnya. Fungsi dari Bereguh hanya sebagai alat komunikasi terutama apabila berada dihutan/berjauhan tempat antara seorang dengan orang lainnya. Sekarang ini Bereguh telah jarang dipergunakan orang, diperkirakan telah mulai punah penggunaannya.




 
Bereguh
 





Perkataan Canang dapat diartikan dalam beberapa pengertian. Dari beberapa alat kesenian tradisional Aceh, Canang secara sepintas lalu ditafsirkan sebagai alat musik yang dipukul, terbuat dari kuningan menyerupai gong. Hampir semua daerah di Aceh terdapat alat musik Canang dan memiliki pengertian dan fungsi yang berbeda-beda.




 
Canang

 







Fungsi Canang secara umum sebagai penggiring tarian-tarian tradisional serta Canang juga sebagai hiburan bagi anak-anak gadis yang sedang berkumpul. Biasanya dimainkan setelah menyelesaikan pekerjaan di sawah ataupun pengisi waktu senggang.





Celempong


Celempong adalah alat kesenian tradisional yang terdapat di daerah Kabupaten Tamiang. Alat ini terdiri dari beberapa potongan kayu dan cara memainkannya disusun diantara kedua kaki pemainnya. Celempong dimainkan oleh kaum wanita terutama gadis-gadis, tapi sekarang hanya orang tua (wanita) saja yang dapat memainkannnya dengan sempurna. Celempong juga digunakan sebagai iringan tari Inai. Diperkirakan Celempong ini telah berusia lebih dari 100 tahun berada di daerah Tamiang. Keanekaragaman alat musik  radisional yang terdapat di Aceh merupakan salah satu identitas dari masyarakat Aceh. Oleh karena itu menjadi tugas masyarakat Aceh untuk tetap dijaga, dipelihara kelestariannya. sehingga tidak menjadi punah.


 
Hal ini tentunya juga peran dari pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait untuk mendukung dan bersama-sama memperkenalkan kepada generasi muda betapa tingginya nilai-nilai budaya bangsa yang diwariskan oleh nenek moyang terdahulu. Serta juga sebagai salah satu daya tarik wisata bagi wisatawan Nusantara dan manca Negara untuk dapat lebih mengenal adat dan seni budaya daerah Aceh.

c.  Propinsi Sumatera Barat / Sumbar

Nuansa Minangkabau yang ada di dalam setiap musik Sumatra Barat yang dicampur dengan jenis musik apapun saat ini pasti akan terlihat dari setiap karya lagu yang beredar di masyarat. Hal ini karena musik Minang bisa diracik dengan aliran musik jenis apapun sehingga enak didengar dan bisa diterima oleh masyarakat. Unsur musik pemberi nuansa terdiri dari instrumen alat musik tradisional saluang, bansi, talempong, rabab, dan gandang tabuik. Musik Minangkabau berupa instrumentalia dan lagu-lagu dari daerah ini pada umumnya bersifat melankolis. Hal ini berkaitan erat dengan struktur masyarakatnya yang memiliki rasa persaudaraan, hubungan kekeluargaan dan kecintaan akan kampung halaman yang tinggi ditunjang dengan kebiasaan pergi merantau.

Alat Musik Tradisional : Saluang, Talempong Pacik

Saluang adalah alat musik tradisional khas Minangkabau, Sumatra Barat. Yang mana alat musik tiup ini terbuat dari bambu tipis atau talang (Schizostachyum brachycladum Kurz). Orang Minangkabau percaya bahwa bahan yang paling bagus untuk dibuat saluang berasal dari talang untuk jemuran kain atau talang yang ditemukan hanyut di sungai. Alat ini termasuk dari golongan alat musik suling, tapi lebih sederhana pembuatannya, cukup dengan melubangi talang dengan empat lubang. Panjang saluang kira-kira 40-60 cm, dengan diameter 3-4 cm. Adapun kegunaan lain dari talang adalah wadah untuk membuat lemang, salah satu makanan tradisional Minangkabau.




 
 


SALUANG





Talempong adalah sebuah alat musik pukul khas suku bangsa Minangkabau. Bentuknya hampir sama dengan instrumen bonang dalam perangkat gamelan. Talempong dapat terbuat dari kuningan, namun ada pula yang terbuat dari kayu dan batu. Saat ini talempong dari jenis kuningan lebih banyak digunakan. Talempong ini berbentuk bundar pada bagian bawahnya berlobang sedangkan pada bagian atasnya terdapat bundaran yang menonjol berdiameter lima sentimeter sebagai tempat untuk dipukul. Talempong memiliki nada yang berbeda-beda. Bunyi dihasilkan dari sepasang kayu yang dipukulkan pada permukaannya. Talempong biasanya. digunakan untuk mengiringi tarian pertunjukan atau penyambutan, seperti Tari Piring yang khas, Tari Pasambahan, dan Tari Gelombang.




 
Talempong pacik



Talempong juga digunakan untuk melantunkan musik menyambut tamu istimewa. Talempong ini memainkanya butuh kejelian dimulai dengan tangga pranada Lagu Daerah : Keparak Tingga, Kambanglah Bungo, Tari Payung, Rang Talu, Lah Laruik Sanjo, Seringgit Dua Kupang, Bareh Solok, Kampuang Nan Jauh Dimato, Malam Baiko, Dayuang Palinggam, Gelang Sipaku Gelang, Tak Tong Tong.

d.  Propinsi Jawa Barat / Jabar
Alat Musik Tradisional : Arumba, Calung, Dod-dog, Gamelan Sunda, Angklung, Rebab.

  
DOG DOG                           REBAB                                    GAMELAN SUNDA

Rebab adalah Alat musik yang menggunakan penggesek dan mempunyai tiga atau dua utas tali dari dawai logam (tembaga) ini badannya menggunakan kayu nangka dan berongga di bagian dalam ditutup dengan kulit lembu yang dikeringkan sebagai pengeras suara.

Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumennya / alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa gamel yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata benda. Orkes gamelan kebanyakan terdapat di pulau Jawa, Madura, Bali, dan Lombok di Indonesia dalam berbagai jenis ukuran dan bentuk ensembel. Di Bali dan Lombok saat ini, dan di Jawa lewat abad ke-18, istilah gong lebih dianggap sinonim dengan gamelan.

Angklung adalah alat musik tradisional Indonesia yang berasal dar Tanah Sunda, terbuat dari bambu, yang dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Laras (nada) alat musik angklung sebagai musik tradisi Sunda kebanyakan adalah salendro dan pelog.






 
 


Angklung


Calung adalah Merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Jawa Barat dan menjadi ciri khas budaya Sunda yang selama ini ada dan bertahan di sana, sering kali orang menganggap sama antara Calung dengan Angklung, pada dasarnya alat musik ini sama-sama terbuat dari bambu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan nada-nada harmonis, bedanya adalah pada cara memainkannya, kalau Angklung dimainkan dengan cara digetarkan atau digoyang-goyangkan, sedangkan Calung dimainkan dengan cara dipukul, Calung terbuat dari bambu hitam yang memang khusus digunakan untuk membuat calung, karena suara yang dihasilkan akan lebih baik bila menggunakan jenis bambu ini.




 

Calung


e. Propinsi Jawa Tengah / Jateng dan DI Yogyakarta

Alat Musik Tradisional : Gamelan Jawa, Siter / Celempung

Gamelan Jawa
 
Gamelan                                                      Siter
Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumennya / alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa gamel yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata benda. Orkes gamelan kebanyakan terdapat di pulau Jawa, Madura, Bali, dan Lombok di Indonesia dalam berbagai jenis ukuran dan bentuk ensembel. Di Bali dan Lombok saat ini, dan di Jawa lewat abad ke-18, istilah gong lebih dianggap sinonim dengan gamelan.

Siter dan celempung adalah alat musik petik di dalam gamelan Jawa. Ada hubungannya juga dengan kecapi di gamelan Sunda. Siter dan celempung masing-masing memiliki 11 dan 13 pasang senar, direntang kedua sisinya di antara kotak resonator. Ciri khasnya satu senar disetel nada pelog dan senar lainnya dengan nada slendro. Umumnya sitar memiliki panjang sekitar 30 cm dan dimasukkan dalam sebuah kotak ketika dimainkan, sedangkan celempung panjangnya kira-kira 90 cm dan memiliki empat kaki, serta disetel satu oktaf di bawah siter. Siter dan celempung dimainkan sebagai salah satu dari alat musik yang dimainkan bersama (panerusan), sebagai instrumen yang memainkan cengkok (pola melodik berdasarkan balungan). Baik siter maupun celempung dimainkan dengan kecepatan yang sama dengan gambang (temponya cepat). Nama "siter" berasal dari Bahasa Belanda "citer", yang juga berhubungan dengan Bahasa Inggris "zither". "Celempung" berkaitan dengan bentuk musikal Sunda celempungan. Senar siter dimainkan dengan ibu jari, sedangkan jari lain digunakan untuk menahan getaran ketika senar lain dipetik, ini biasanya merupakan ciri khas instrumen gamelan. Jari kedua tangan digunakan untuk menahan, dengan jari tangan kanan berada di bawah senar sedangkan jari tangan kiri berada di atas senar. Siter dan celempung dengan berbagai ukuran adalah instrumen khas Gamelan Siteran, meskipun juga dipakai dalam berbagai jenis gamelan lain. Lagu Daerah : Gundul pacul, Suwe Ora jamu, Tekate Dipanah, Gek ke Piye, Lir Ilir, Gambang Suling, Pitik tukung.

f.  Propinsi Bali


Alat Musik Tradisional : Gamelan Bali
Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumennya / alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa gamel yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata benda. Orkes gamelan kebanyakan terdapat di pulau Jawa, Madura, Bali, dan Lombok di Indonesia dalam berbagai jenis ukuran dan bentuk ensembel. Di Bali dan Lombok saat ini, dan di Jawa lewat abad ke-18, istilah gong lebih dianggap sinonim dengan gamelan.
Lagu Daerah : Putri ayu, Ngusak Asik, Janger, Macepet Cepetan, Tari Bali, Meyong- Meyong




g.      Propinsi Nusa Tenggara Barat / NTB dan Nusa Tenggara Timur / NTT

Alat Musik Tradisional : Cungklik, Foi Mere, Sasando, Keloko Lagu Daerah : Pai Mura Rame, Desaku, Tutu Koda, Helele U Ala de Teang, Potong bebek, Anak Kambing Saya, O Nina Noi, Lereng Wutun, Bole Lebo, O Re Re, Tebe Ona Na.

Alat Musik Sasak Lombok

Jenis-jenis alat musik tradisional Sasak Lombok antara lain:

1. Genggong
Alat musik ini termasuk dalam jenis alat musik tiup yang terbuat dari pelepah daun enau. Secara etimologis kata genggong bersala dari kata geng (suara tinggi) disebut genggong lanang dan gong (suara rendah) disebut wadon, sehingga musik genggong selalu dimainkan secara berpasangan. Musik genggong secara orkestra dapat dimainkan dengan alat musik yang lain seperti petuq, seruling, rincik dan lain-lain.

2. Rebana Burdah
Sebuah bentuk alat musik hasil akulturasi kebudayaan bangsa Arab dengan etnis Sasak. Rebana Burdah dipadukan dengan syair-syair pujian terhadap Allah SWT dan riwayat Nabi Muhammad SAW yang dipetik dari kitab karya sastra Arab Al Baranzi.

3. Gambus
Alat musik petik dengan menggunakan dawai sebagai sumber suara (bunyi) yang digunakan untuk mengiringi lagu-lagu tradisional. Dapat dimainkan secara bersama-sama atau sendiri.

4. Mandolin
Alat ini merupakan sebuah alat musik petik tradisional yang mempunyai senar dan dimainkan seperti biola. Sering dipakai untuk mengiringi tari rudat dan lagu-lagu tradisonal. Alat musik ini dapat dipadukan dengan alat musik lainnnya untuk mengiringi lagu-lagu tradisional.

5. Preret
Preret adalah sebuah alat pengiring tarian, lagu maupun orkestra. Alat musik ini dijumpai hampir diseluruh wilayah Indonesia.

6. Barong Tengkok
Merupakan salah satu jenis musik orkestra Lombok, terdiri dari krenceng enam pasang, satu buah gendang dan sebuah petuk. Barong lanang/wadon yang berfungsisebagai tempat reog sebuah gong dan tiga buah seruling sebagai pembawa melodi. Disebut barong tengkok karena salah satu alatnya (reog) diletakkan pada bentuk barong yang dibawa dengan ditengkokkan.








h.     

1.    Genderang Perang (Alat musik)
Tidak jelas mengapa alat tabuh khas Bengkulu ini di namakan alat musik perang (Slaginstrument) di Tropen Museum, atau mungkin pada jaman dahulu di pakai untuk memberi semangat orang Bengkulu saat berperang. Alat jenis musik tradisional ini yang masih sering terlihat adalah alat musik perang jenis Rebana yang sering dipakai dalam kegiatan adat masyarakat Bengkulu dan sekitar.

2.    Dol
Alunan suara bersaut-sautan ini dari alat musik disebut Dol. Di Provinsi Bengkulu, Sumatera, alat musik Dol bukan hal yang baru. Iramanya kerap terdengar hampir disetiap sudut kota terutama sore hari.
Dol pertama kali dibawa oleh pedagang dari India. Bentuknya hampir mirip gendang terbuat dari kulit sapi. Ukurannya bervareasi. Diameter Dol terbesar sekitar 70 centimeter dengan tinggi 80 centimeter.
Alat musik tradisional Bengkulu ini terbuat dari bongol buah kelapa atau pohon nangka. Masyarakat Bengkulu sangat akrab dengan alat musik Dol. Mereka biasanya bermain Dol secara berkelompok di rumah-rumah atau sanggar kesenian. Peminatnya tak terbatas pada orang dewasa atau remaja.


 
Bengkulu
Genderang Perang (Alat musik)


Dol



Apresiasi :

1.     Apa yang kamu rasakan ketika mendengar suara yang beraturan seperti suara tetesan air dari ledeng ?
Jawab:________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

2.      Apa yang kamu rasakan jika terdengar suara keras dan cepat, seperti suara drum yang ditabuh dengan bersemangat ?
Jawab:________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

3.      Bagaimana cara kamu mengenali musik yang kamu dengar adalah musk Melayu (Riau)
Jawab:________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

4.      Bagaimana cara kamu mengenali musik khas darah Sunda?
Jawab:________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

5. Bagaimana cara kamu mengenali gamelan yang kamu dengar adalah gamelan daerah :
    - Bali
    - Jawa Tengah
    - Sumatera
Jawab:_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

6. Deskripsikan seni musik yang ada didaerah kamu!
Jawab:________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
































BAB V
BERKARYA SENI MUSIK

A.  VOKAL

1. Asal Usul Vokal
Musik vokal dianggap lahir dari adanya usaha manusia untuk berkomunikasi antar sesamanya, musik vokal muncul pada zaman periode Renaissance adalah, Acappella bernyanyi tanpa diiringi instrumen dengan teknik dan harmonisasi yang bagus. Pada zaman Renaissance vokal lebih dipentingkan daripada instrumen, sehingga composer lebih memperhatikan syair untuk meningkatkan kualitas syair dan emosi lagu. Musik adalah salah satu seni yang bersifat universal, artinya dapat digemari, dinikmati, didengar oleh semua lapisan masyarakat. Di dalam musik terdapat musik instrumental dan musik vokal yang dapat didengar, dirasakan dan dihayati keindahannya melalui beragam jenis lagu. Antara lain seperti seriosa, jazz, pop, keroncong dan dangdut. Suara manusia merupakan instrumen yang telah ada sejak lahir mempunyai materi suara manusia itu sendiri, dan ini merupakan alat yang kemanapun seseorang itu pergi akan dibawanya dan dipergunakan baik dalam berbicara atau dalam musik vokal. Baik buruknya suara manusia tersebut tergantung pada keadaan dan kualitas materi suara.

a. Produksi suara
Alat musik seorang penyanyi ada pada tubuhnya sendiri yang terdiri dari selaput suara/ pita suara sebagai sumber bunyi, badan dengan rongga kepala, kerongkongan, mulut, rongga perut, rongga dada diafragma. Suara yang bagus adalah hasil daripada cara pembentukan bunyi yang benar, sekaligus juga karena resonator yang baik. Dalam tubuh manusia terdapat beberapa tempat resonator; dada,mulut, hidung, kerongkongan dan kepala. Udara yang keluar akan menggetarkan pita suara dan melibatkan resonator turut bergetar sehingga menghasilkan bunyi.
b. Teknik Pernafasan
Pernafasan merupakan unsur penting dalam memproduksi suara. Tanpa pernafasan yang baik dan benar seseorang tidak dapat bernyanyi dengan baik.

2. Jenis-Jenis Pernafasan
a. Pernafasan dada
Dengan cara mengisi udara dalam paru-paru bagian atas. Pernafasan ini sangat pendek dan tidak cocok untuk digunakan dalam vokal.
b. Pernafasan Perut
Dengan cara membuat perut berongga besar sehingga udara luar dapat masuk. Pernafasan ini kurang efektif untuk vokal, karena udara dengan cepat dapat ke luar sehingga paru-paru menjadi lemah dan cepat letih.
c. Penafasan Diafragma
Saat diafragma menegang atau lurus maka rongga dada dan rongga perut menjadi longgar dan “volume” menjadi bertambah. Volume yang bertambah ini mengakibatkan tekanan berkurang sehingga udara dari luar dapat masuk ke paru-paru, dan nafas yang dikeluarkan dapat diatur secara sadar oleh diafragma dan otot-otot bagian samping kiri. Pernafasan ini paling cocok untuk bernyanyi karena dapat mengambil nafas sebanyak-banyaknya dan mengeluarkan secara perlahan-lahan dan teratur.



3.  Wilayah Suara
Pada umumnya jenis suara orang dewasa terbagi atas Sopran, Alto, Tenor, dan Bas. Jenis suara perempuan yaitu Sopran dan Alto, sedangkan untuk jenis suara laki-laki Tenor dan Bas. Suara manusia dewasa :
Perempuan
Alto                  : F kecil – D2
Mezzo sopran  : A kecil – F2
Sopran             : C1 – A2
Laki-laki :
Tenor               : C kecil – A1
Bariton                        : A kecil – F1
Bas                  : F bas – D1

Sumber : An Apreciation Music

B. NOTASI MUSIK

1.      Notasi Balok

                Notasi balok merupakan standar yang digunakan dalam penulisan notasi musik. Setiap nada mempunyai frekuensi yang berbeda, sehingga penempatan posisi not pada garis paranada dilakukan berdasarkan tinggi-rendahnya nada tersebut. Nada adalah bunyi yang dihasilkan dari alat musik, yang mempunyai durasi, pitch, intensitas, dan warna. Sebuah not balok mewakili sebuah nada, bentuk not balok tersebut menunjukkan hitungan yang terdapat pada nada yang diwakilinya. Dalam penotasian musik, dikenal 2 kondisi yaitu not dan rest. Not digunakan untuk menunjukkan adanya nada tertentu, sedangkan rest digunakan untuk menunjukkan tidak adanya nada . Ng, Lina (2003). Tabel 1 berikut ini menunjukkan bentuk dan nilai not balok yang merepresentasikan nada (not) dan yang merepresentasikan tanda diam (rest).

             Tabel 1. Simbol Not Balok Untuk Tiap Hitungan

Not
Rest
Nama (Nilai)
Not
Rest
Nama (Nilai)
Semibreve (4)
Minims (2)
Crotchet (1)
Quaver (1/2)
Semiquaver (1/4)
Demisemiquaver (1/8)

2.      Garis Paranada

            Garis paranada merupakan lima garis sejajar dengan empat ruang kosong diantaranya, untuk menempatkan not balok sesuai dengan tinggi rendahnya nada. Not-not ditempatkan pada garis atau ruang kosong diantaranya. Semakin tinggi posisi not semakin tinggi nada yang dihasilkan, demikian pula sebaliknya. Cara pembacaan not pada garis paranada adalah dari kiri ke kanan. Ng, Lina (2003). Gambar 1 berikut ini menunjukkan garis paranada.


Gambar 1. Garis Paranada


3.      Tanda Kunci

                Tanda kunci adalah tanda yang ditempatkan pada permulaan garis paranada, untuk menentukan nama nada dan menetapkan tinggi-rendah nada dengan tepat. Kunci yang umum digunakan dalam musik adalah kunci treble dan kunci bass. Berikut ini adalah contoh gambar tanda kunci dan contoh posisi not dalam tanda kunci. Gambar 2 berikut ini menunjukkan berbagai jenis tanda kunci yang ada, sedangkan Gambar 3 menunjukkan posisi not dalam tanda kunci treble dan bass.

Gambar 2. Tanda Kunci

Gambar 3. Posisi Not dalam Tanda Kunci Treble dan Bass

4.  Tanda Birama

                Tanda birama terdiri dari angka-angka yang ditempatkan secara pecahan pada permulaan garis paranada, setelah tanda kunci. Angka di atas menunjukkan banyaknya hitungan dalam tiap-tiap ruas, sedangkan angka di bawah menunjukkan nilai nada dalam 1 hitungan. Contoh partitur yang menggunakan tanda birama 3/4 dapat dilihat pada Gambar 4 di bawah ini.
Gambar 4. Partitur lagu dengan tanda birama ¾

5.    Tanda Kromatis (Accidental)

Dalam notasi balok dikenal ada 5 macam tanda kromatis, yaitu
·         Sharp (#), menaikkan nada sebanyak ½ nada.
·         Double sharp (x), menaikkan nada sebanyak 1 nada.
·         Flat (b), menurunkan nada sebanyak ½ nada.
·         Double flat (bb), menurunkan nada sebanyak 1 nada.
·         Natural (), mengembalikan pengaruh penaikan atau penurunan nada.
Tanda kromatis diletakkan di depan not yang akan dinaikkan atau diturunkan nadanya. Pengaruh tanda kromatis ini hanya berlaku untuk not yang sama tingginya dalam satu bar. Gambar 5 berikut adalah gambar dari nada yang diberi tanda kromatis.
Gambar 5. Tanda Kromatis (Accidental)

2.      TANGGA NADA

Diatonis Mayor: Susunan nada yang mempunyai 7 nada dan memiliki jarak


Natural : adalah nada-nadanya belum terkena tanda naik, tanda turun ataupun tanda mengembalikan ke nada semula. Tanda untuk menaikan ½ nada : # disebut kruis(Palang/Sharp). Tanda untuk menurunkan ½ nada :   disebut Mol(Flat/Dur).

1. Tangganada Diatonis Mayor

Tangganada Mayor Kruis, Palang atau Sharp ( # )
Untuk membuat tangganada mayor yang baru, adalah dengan mengambil nada ke 5 dari tangganada mayor (sebelumnya) sebagai nada dasar dari tangganada mayor baru tersebut.Sebagai contoh, cara membuat tangganada G Mayor (1#)


Pada susunan tangganada tersebut, jarak nada E – F dan F - G belum benar, karena jarak nada-nada tersebut seharusnya berjarak 1 dan ½. Untuk itu maka nada F harus dinaikkan ½ laras sehingga menjadi Fis (F#).



Contoh penulisan nada F menjadi Fis (F#) pada paranada kunci G dan F adalah sebagai berikut

Tanda alterasi yang menyebabkan nada F menjadi Fis. Dapat diambil kesimpulan bahwa langkah awal dalam menentukan nada dasar sebuah tangganada yang baru adalah dengan mengambil/melihat nada ke 5 dari tangganada sebelumnya. Kemudian susunlah menjadi sebuah tangganada baru. Menentukan tangganada 2# Nada dasar dari tangganada 2# ialah nada ke 5 dari tangganada sebelumnya (G Mayor) yaitu nada D.
mengambil/melihat nada ke 5 dari tangganada sebelumnya. Kemudian susunlah menjadi sebuah tangganada baru. Menentukan tangganada 2# Nada dasar dari tangganada 2# ialah nada ke 5 dari tangganada sebelumnya (G Mayor) yaitu nada D.

1. Selanjutnya kita susun urutan nadanya
    D E F# G A B C D
    Nada F tetap menjadi Fis
2. Selanjutnya kita cocokan jaraknya

    B-C seharusnya berjarak 1 oleh karenanya C menjadi Cis
3. Susunan nada menjadi
Contoh penulisan nada Fis, dan Cis, pada Paranada Kunci G dan F
adalah sebagai berikut :
Latihan:
1. Lanjutkan mencari Susunan Tangganada Mayor Kruis, Palang atau Sharp ( # ) berikutnya, dengan  berpedoman dari uraian di atas!
3.      Tangganada Mayor Mol, Flat atau Dur

              2.      Ambil nada ke 4 dari tangganada tersebut, yaitu nada F.


Latihan:
1.      Lanjutkan mencari Susunan Tangganada Mayor Mol, Flat atau Dur  berikutnya, dengan berpedoman dari uraian di atas!

3. Tangganada Diatonis Minor

Tangga nada minor terdiri atas minor asli, harmonis dan melodis. Salah satu contoh yang sering dipergunakan yakni tangganada minor harmonis.

Susunan nadanya =
 Cara membuat tangganada minor :

1. Nada ke 5 dari tangganada minor sebelumnya, dijadikan nada pertama dari tangganada minor baru.
2. Cara yang kedua adalah nada dasar dari tangganada G mayor diturunkan 1 ½ laras(relatif minor dari G Mayor).
Latihan:
1. Lanjutkan mencari Susunan Tangganada Minor  berikutnya, dengan berpedoman dari uraian di atas!

4. AKOR



Cara menentukan akor pada lagu
Tugas:
  1. Buatlah kelompok masing-masing asatu kelaompok 5 orang! Carilah lagu daerah setempat (dimana kamu tinggal).
  2. Buatlahtentukan akor nya!
  3. Berlatih dari lagu yang sudah kalian tentukan dan sudah diberi akor!
  4. Tampilkanlah hasil latihan kalian!


BAB VI
APRESIASI SENI TARI


A.  PENGERTIAN TARI

Seni tari adalah seni mengekspresikan nilai batin melalui gerak yang indah dari tubuh/fisik dan mimik. Iringan musik secara auditif mendukung kesan visual yang ada.
Berdasarkan pendapat beberapa tokoh pengertian tari, berikut ini:
a.    Soedarsono dalam bukunya, Djawa dan Bali di Indonesia (Gajah Mada Press, 1972) menyatakan. “Tarian adalah ekspresi jiwa manusia melalui gerak ritmis yang indah”.
b.    Yulianti Parani mengatakan, dalam bukunya tari Pendidikan Pedoman Pengajaran Tari dalam Pendidikan Sekolah Dasar. Bahwa tari adalah gerak-gerak ritmis sebagaian atau seluruhnya dari tubuh yang terdiri dari pola individual atau kelompok yang disertai ekspresi atau ide tertentu.
c.    Curt Sachs, dalam bukunya Wold History Of The Dance (W.W. Norton dan Company Ine, 1963) mengatakan bahwa tari adalah gerak ritmis.

B. JENIS TARI

Di Indonesia jenis-jenis karya seni tari dapat dibagi menjadi 6 jenis antara lain:
1.   Tari Tradisional
Tari Tradisional adalah merupakan bentuk tarian yang sudah lama ada, diwariskan secara turun temurun, serta biasanya mengandung nilai Filosofis, Simbolis dan religius. Semua aturan ragam gerak, formasi, busana dan riasnya hingga kini tidak banyak berubah.
2.   Tari Tradisional Klasik
Tari jenis tradisional klasik dikembangkan oleh penari kalangan bangsawan Istana. Aturan tarian biasanya baku atau tak boleh diubah lagi. Geraknya anggun dan busananya cenderung mewah, tarian jenis ini sering berfungsi sebagai sarana upacara adat atau penyambutan tamu keormatan. Contoh Tari: (Topeng Kelana (Jawa Barat), Bedhaya dan Serimpi (Jawa Tengah) Sang Hyang (Bali), Pakarena dan Pajaga (Sulawesi Selatan).
3.   Tari Tradisional Kerakyatan
Tarian jenis ini berkembang dikalangan rakyat biasa oleh karena itu, gerakannya cendrung mudah ditarikan bersama juga iringan musik dan busananya relatif sederhana. Tari tradisi kerakyatan sering ditarikan pada saat perayaan sebagai tari pergaulan. Contoh tari: ( Jaipongan (Jawa Barat), Payung (Melayu), Lilin (Sumatra Barat) dll.
4.   Tari Nusantara
Jenis Tari ini merupakan tarian tradisional daerah yang sudah dikreasikan kembali. Kreasi ini bisa merupakan kreasi bebas maupun hasil perpaduan gerak dan gaya tari antara etnik sehingga muncul jenis yang baru.
5.    Tari Kreasi
Tari kreasi merupakan tarian yang lepas dari standar tari yang baku. Jenis tari ini dirancang menurut kreasi penata tari sesuai dengan situasi dan kondisi dengan tetap memilihhara nilai artistiknya. Tari Kreasi baik sebagai penampilan utama maupun sebagai tarian latar hingga kini terus berkembang dengan iringan musik yang bervariasi, sehingga muncul istilah tari modern. Tari dapat pula dimodifikasi dengan drama. Sehingga muncul bentuk Sendratari (Seni drama dan tari) dan Pantomim keduanya menyajikan tarian dan gerak bercerita tanpa dialok).
6.    Tari Kontemporer
Gerakan Tari Kontemporer simbolik terikat dengan kreografi, bercerita dengan gaya unik, dan penuh penafsiran. Seringkali, diperlukan wawasan khusus untuk menikmatinya. Iringan yang dipakai juga banyak yang tidak lazim sebagai lagu, dari yang sederhana hingga menggunakan program musik komputer seperti Fruty Loops, Cakewalk (CW), Sibelius.

C. BENTUK TARI

Bentuk penyajian tari pada dasarnya ada tiga bentuk, yaitu:
1.   Tari Tunggal
Tari Tunggal adalah tarian yang dibawakan atau dimainkan oleh seorang penari, tarian ini biasanya menggambarkan watak seorang toko ataupun seekor binatang.
Berikut ini beberapa contoh tari tunggal dari berbagai daerah di Indonesia.
a.   Tari Kancet Ledo dari Kalimantan (Dayak Kenyah)
b.   Tari Gandrung dari Bayuwangi
c.   Tari Taledhek dari Jawa Timur
d.  Gambyong dari Jawa Tengah
e.   Tari Cokek dari Jawa Barat
f.    Tari Batak Baris dari Sumbawa
g.   Tari yang ada di kesenian Bedindang Suku Serawai Bengkulu(Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Seluma) yaitu tari : Piring, Payung, Selendang, Kain Panjang, Pancing, Mabuk.
2. Tari Berpasangan
Tari Berpasangan adalah bentuk penyajian yang ditarikan dua orang penari yang saling melengkapi gerakannya. Contoh Tari Payung, Tari Piring, Tari Saman, Tari Andun, tari Tayup, dan lain-lain.
3. Tari Kelompok
Tari Kelompok adalah bentuk penyajian yang tarikan lebih dari dua orang penari. Contoh Wayang Orang, ludrug, Tari Kecak, Sendratari, Drama Tari, Tari KiprahGlipang, dan Tari Lenso.

D. UNSUR TARI

Menilai dan menghayati terhadap karya seni tari berpasangan Nusantara, memang tidak semudah yang kita lihat. Bagi orang awam, apalagi yang tidak tahu seni, kita perlu mempelajari dahulu yaitu unsur-unsur tari/ Hastasawanda dan kriteria dalam tari yaitu wiraga, wirama, wirasa, dan wirupa.
a.     Wiraga adalah aspek gerak tubuh/raga penari;
b.     Wirasa adalah aspek perasaan/aspek si penari;
c.     Wirama adalah aspek kesesuaian antara gerak dengan irama musik iringan; dan
d.    Wirupa adalah segala sesuatu yang menyangkut tata rias, busana penari dan dekorasi.

E. FUNGSI TARI

Di dalam bukunya Tari-tarian Indonesia Soedarsono mengatakan bahwa tari dalam kehidupan masyarakat berfungsi untuk sarana upacara adat, sarana untuk mengungkapkan kegembiraan, untuk pergaulan, dan juga berfungsi sebagai seni tontonan.
Hal tersebut dapat dimengerti karena salah satu kebutuhan manusia adalah berkomunikasi dengan pihak luar. Pihak luar tersebut bisa sesama manusia ataupun Tuhan. Dalam kehidupan di masyarakat kita mengenal beberapa fungsi tarian, antara lain sebagai berikut.
1.      Sebagai sarana keagamaan
2.      Sebagai sarana upacara adat

3.      Sebagai sarana pergaulan/ hiburan
4.      Sebagai tontonan.


Tugas:
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!

1.   Sebutkan 3 cara mengapresiasi karya seni!
Jawab:________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
2.   Apresiator adalah?
Jawab:_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
3. Tingkatan apresiasi seni dapat dibedakan menjadi lima bagian, yaitu:
Jawab:________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
4. Pengertian seni tari adalah?
Jawab:________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
5. Sebutkan 2  perbedaan antara tari tradisional dengan tari tradisional klasik?
Jawab:________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

6. Tari Jaipongan (Jawa Barat), Payung (Melayu), Lilin (Sumatra Barat) termasuk contoh tari?
Jawab:________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
7. Tari Nusantara adalah?
Jawab:________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
8. Bentuk penyajian tari pada dasarnya ada tiga bentuk, yaitu:
Jawab:________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
9. Sebutkan  dan jelaskan 4 Hastasawanda tari!
Jawab:________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
10. Sebutkan 4 fungsi tari!
Jawab:________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________







BAB VII
BERKARYA SENI TARI

A. Berkarya Tari

Pada tahap berkarya peserta didik diarahkan untuk melahirkan kreativitas seni berdasarkan pengalaman dan kegiatan berkarya dalam hubungannya dengan kognitif (pengetahuan, estetika dan keterampilan mengungkapkan (psikomotor), sosial yang dilakukan melalui kesadaran berekspresi. Teknik memperagakan kreatifitas yang dilakukan diharapkan dapat menganalisis bentuk seni sesuai dengan tema atau ide yang diamati dan dikritik melalui media cetak, tulis, dan diskusi. Persentasikan hasil temuan kamu di depan teman-teman, lalu peragakan gerakan yang kamu dapatkan.
1.   Tentukan tema yang kamu pilih, coba jelaskan latar belakang, fungsi, tujuan, seni tari.
2.   Amati seluruh penyajian, bentuk seni tari yang berkembang di daerah asal kamu.
3.  Coba analisis, tingkat persepsi pengetahuan, pengertian, analisis, penilaian, apresiasi sampai keutuhan produksi.
4.  Kemungkinan masalah lain yang dapat muncul akan ditemukan. Marilah kita tulis melalui kritik yang membangun.
5.  Lebih lanjut dalam laporan kamu harus melatih, mencipta, menginterpretasikan, mencatat dan mendisain budaya dan seni yang terjadi di masyarakat. Sehingga pengetahuan dan keterangan kamu dapat digunakan untuk menentukan peserta didik lain mengajarkan kritik seni secara proporsional.

B. Gagasan Tari

Gagasan akan berakitan dengan tema tari yang akan diungkapkan menjadi suatu pesan atau makna tari. Keunikan gagasan dapat dilihat dari unsur gerak yang terdiri dari :

a. Gerak Murni
Gerak murni dalam istilah Jawa disebut dengan terak tidak wantah, merupakan gerak yang disusun semata-mata untuk mendapatkan bentuk artistiknya saja.
b. Gerak maknawai
Gerak maknawi adalah suatu gerak tari yang dalam pengungkapannya mengandung suatu pengertian atau maksud di samping keindahannya
c. Gerak asimetris
Gerak yang disusun terdiri atas gerak-gerak yang tidak memiliki keseimbangan atau sebangun, baik ruang maupun desainnnya.
d. Gerak simetris
Gerak yang disusun terdiri atas gerak-gerak yang sebangun, baik ruang maupun desainnya. Keunikan gagasan dapat pula dikembangkan dari ide-ide yang orisinal berdasarkan pengekspresian diri. Pengekspresian pada tari dapat melalui pijakan gerak yang tidak dimiliki tarian lainnya akan memunculkan kekhasan. Kekhasan tersebut dapat dilihat dari :

C. Dasar Pijakan Berkarya Tari
Suatu bentuk tari akan terkait dengan salah satu dasar pijakan, sebagai sumber pengayaan dalam proses penciptaan.
1.Pijakan Tradisi Tari tradisi adalah tari yang lahir, tumbuh, berkembang dalam suatu masyarakat yang kemuian diturunkan atau diwariskan secara terus, menerus dari generasi ke generasi. Artinya tarian tersebut masih sesuai dan diakui oleh masyarakat pendukungnya. Segala bentuk tari tradisi dapat merupakan sumber, dapat pula merupakan bahan untuk dipikirkan, diolah dan digarap, sehingga melahirkan bentuk-bentuk baru. Suatu bentuk tari terkadang digarap berdasarkan pijakan tari tradisi, sehingga akan menghasilkan bentuk tari yang baru setelah melalui proses pengkomposisian.
2. Pijakan Gaya
Keseluruhan yang dijadikan dasar bagi orang untuk menandai identias mereka terdiri dari sesuatu yang disebut dengan gaya (style). Gaya dalam tari tersusun dari simbol-simbol,bentuk-bentuk dan orientasiorientasi nilai yang mendasarinya. Di bawah ini merupakan skema pengembangan keunikan gagasan yang awalnya hanya dimulai dari anggota tubuh, namun apabila dipraktikan hasilnya merupakan keunikan gerak yang terdapat dalam tari Zapin.

Sumber : Koreografi : Pengantar Apresiasi Seni Tari
Skema Keunikan Gerak dalam Tari Zapin

Keterangan gambar: Diawali dengan Tubuh kemudian dari tubuh dikembangkan menjadi bagian badan (dikembangkan gerak membungkukberdiri tegap-doyong), bagian kepala (dikembangkan gerak mengangkat dagu-menggeleng-mengangguk-mendongak), bagian kaki (dikembangkan gerak jinjit-berjalan-berlari-bersimpuh), bagian tangan (dikembangkan gerak mengepal menangkis). Selanjutnya dikombinasikan antara gerak badan (membungkuk) - kepala (mengangkat dagu) - tangan (mengepal) – kaki (berjinjit). Apabila dilakukan berulang-ulang dengan hitungan bervariasi, maka akan terbentuk ragam gerak seperti tari Zapin. Dari imajinasi ini kemudian ditarik suatu tema yaitu "langkah Zapin". Keunikan gagasan yang dapat diambil sebagai tema dari karya-karya tari di nusantara dapat diangkat :
a. Tema lingkungan dan alam sekitar, seperti gerak-gerak angin bertiup, pohon bergoyang, air yang mengalir di sungai, berkaitan dengan perburuan, mata pencaharian (nelayan, pertanian, dsb)
b. Tema logika matematika, seperti gerak tangan yang membentuk bermacam-macam sudut, komposisi kelompok dengan permainan jumlah penari atau menggunakan pola soal cerita matematika.
c. Tema kehidupan sehari-hari, seperti bermain peran, jenis permainan anak yang biasa dilakukan (dolanan), dsb.
d. Tema dengan menggunakan properti, di mana properti dapat sebagai pendukung tari untuk mengekspresikan gerak, seperti bermain tali/pita, kentongan, tempurung, payung, topeng, dsb.

 Pertanyaan
1. Bagaimana pendapat kamu tentang seni tari, uraikan dan analisis latar belakang, pola penyajian, tema, ide, musik, tata rias, stage, pola lantai, jumlah penari?
2. Diskusikan dengan teman, buat laporan dan hasil pengamatan hubungannya dengan seni tari tradisional, seni tari non tradisional. Amati gerak dan pendukung lainnya.

Tugas Kelompok
1. Buatlah satu buah tari berkelompok atau berpasangan yang dikreasikan dari tari tradisional daerah mu!




































BAB VIII
APRESIASI SENI TEATER

A. PENGERTIAN
Seni Teater merupakan sebuah kesenian yang paling lengkap, karena didalamnya tergabung beberapa cabang seni lainnya, seperti seni rupa, seni sastra, seni musik, dan seni tari.
Kata teater sering di padankan dengan kata Drama, kata teater berasal dari bahasa Yunani Lama, Theatronyang secara harafiah berarti gedung atau tempat pertunjukan. Dengan demikan, teater selalu berhubungan dengan tempat pertunjukan atau tempat tontonan.
Sementara kata Drama juga berasal dari bahasa Yunani Lama Draien yang berarti berbuat, berlaku, atau beraksi. Pengertian perbuatan, berlaku atau beraksi tidak selalu diartikan dan dihubungkan dengan pertunjukan atau tontonan. Namun, lebih bersifat cerita tentang kehidupan manusia dan sekitarnya. Cerita tersebut dapat berbentuk kehidupan keluarga, persahabatan, percintaan atau cerita kehidupan lainnya. Dengan demikian, drama lebih mengacu pada nilai sastra. Di dalam seni sastra, drama setingkat dengan prosa, esai atau puisi.
Bila cerita tentang kehidupan manusia disusun dalam jalinan lakon yang indah, kemudian diperankan dan diangkat ke atas pentas (tempat pertunjukan), maka akan terjadi peristiwa teater. Pada waktu lampau drama tentang manusia yang dipentaskan ini sering disebut dengan nama sandiwara. Hanya saja, dalam sandiwara tema-tema yang diangkat biasanya kehidupan sehari-hari atau cerita-cerita biasa.
Konsep dasar teater pada awalnya persiapan yang berkenanan dengan teknik penatalaksananan pertunjukan yang dipentaskan. Teater lebih menyerupai sanggar, sehingga pertunjukan tari, musik, atau sirkus pun dikatogorikan sebagai seni teater.
Pada perkembangannya, teater menjadi lebih kompleks, seni teater adalah bentuk seni pertunjukan yang berhubungan dengan kisah kehidupan manusia baik langsung atau tidak langsung berhadapan dengan penonton.
Dalam bahasa yang lebih sederhana  dapat di simpulkan bahwa teater merupakan kegiatan pementasan suatu cerita dengan tubuh manusia sebagai unsur utama dan didukung unsur-unsur lainnya menjadi satu kesatuan.
Berikut ini beberapa bentuk drama yang terdapat dalam masyarakat :
1.   Sendratari (drama dan tari)
Yaitu, bentuk pembentasan drama atau teater yang menggunakan unsur gerak ritmis dan bunyi (musik) sebagai unsur yang banyak mengambil pran.
2.   Opera
Yaitu, bentuk pementasan drama atau teater yang menggunakan unsur suara sebagai unsur yang banyak mengambil peran
3.   Wayang atau Teater Boneka
Yaitu, bentuk pementasan drama atau teater yang menggunakan unsur benda dan lakon (cerita) sebagai unsur yang banyak mengambil pran.
4.   Pantomim
Yaitu, bentuk pementasan drama atau teater yang menggunakan unsur gerak dan mimik sebagai unsur yang banyak mengambil peran.
5.   Deklamasi, Baca Puisi, Pembacaan Cerpen
Yaitu, bentuk pementasan drama atau teater yang menggunakan unsur suara, bahasa (lakon) sebagai unsur yang banyak mengambil peran.

B. Unsur-unsur teater menurut urutannya :
• Tubuh manusia sebagai unsur utama (Pemeran/ pelaku/ pemain/actor)
• Gerak sebagai unsur penunjang (gerak tubuh,gerak suara,gerak bunyi dan gerak rupa)
• Suara sebagai unsur penunjang (kata, dialog, ucapan pemeran)
• Bunyi sebagai efek Penunjang (bunyi benda, efek dan musik)
• Rupa sebagai unsur penunjang (cahaya, dekorasi, rias dan kostum)
• Lakon sebagai unsur penjalin (cerita, non cerita, fiksi dan narasi)

Teater sebagai hasil karya (seni) merupakan satu kesatuan yang utuh antara manusia sebagai unsur utamanya dengan unsur –unsur penunjang dan penjalinnya. Dan dapat dikatakan bahwa teater merupakan perpaduan segala macam pernyataan seni.

Sumber :Dok.Pribadi ( Foto istimewa)
Gambar. Pertunjukan Teater sanggar KITA Bandung, Judul : Orang Baru, Karya : Saini KM,
Sutradara : Yoyo C Durachman, Merupakan salah satu pertunjukan tater yang menggunakan
semua unsur teater misalnya tubuh, grak, rupa, suara, bunyi/musik
dan cerita atau lakon

C.  Jenis Teater
                 Seni teater di Indonesia dikelompokan menjadi dua macam, yaitu:
1.      Berdasarkan keberasalannya
a.    Teater tradisional yaitu merupakan teater yang berasal dari kebudayaan Indonesia.
b.    Teater nontrdisional merupakan teater yang bukan berasal dari kebudayan Indonesia.
2.      Berdasarkan pengelompokan menurut karakteristiknya
a.                  Teater tradisional, bersifat sederhana  dan kedaerahan
b.    Teater konvensional, bersifat sederhana  namun lebih manusiawi dan universal
c.                  Teater modern, terbagi dua yaitu:
-        Kontemporer : lebih mengutamakan kesan (inopresif) dan sensasi daripada kewajaran adegan.
-        Film : bersifat universal, manusiawi, realistis, dan kompleks
Contoh beberapa teater tradisional Indonesia: Ketoprak, Wayang Orang, Wayang Kulit, Wayang Golek, Wayang Wahyu, Wayang Krucil, Wayang Beber, Wayang Suluh, Wayang Madya, Ludruk, Wayang Topeng Malang, Lenong, Topeng Betawi, Seudati, Didong, Lompat Batu, Sintren, Randai, Kancet Datun Julut, Thek-Thek Kentrung.
D. Bentuk Teater Indonesia berdasarkan pendukungnya :
a.  Teater rakyat yaitu teater yang didukung oleh masyarakat kalangan pedesaan , bentuk teater ini punya karakter bebas tidak terikat oleh kaidah-kaidah pertunjukan yang kaku, sifat nya spontan,improvisasi. Contoh : lenong, ludruk, ketoprak dll.
Sumber : Video Teater PSN (foto Istimewa)
Gambar: Pertunjukan teater rakyat tradisional Ludruk yang hidup dan berkembang di
daerah Jawa timur
b. Teater Keraton yaitu Teater yang lahir dan berkembang dilingkungan keraton dan kaum bangsawan. Pertunjukan dilaksanakan hanya untuk lingkungan terbatas dengan tingkat artistik sangat tinggi,cerita berkisar pada kehidupan kaum bangsawan yang dekat dengan dewadewa. Contoh : teater Wayang.
Sumber : Video Teater PSN (foto Istimewa)
Gambar: Pertunjukan Wayang Golek, yang merupakan salah satu kesenian
masyarakat Jawa Barat, yang merupakan bentuk teater yang berasal dari keraton


c. Teater Urban atau kota-kota. Teater ini Masih membawa idiom bentuk rakyat dan keraton . teater jenis ini lahir dari kebutuhan yang timbul dengan tumbuhnya kelompok-kelompok baru dalam masyarakat dan sebagai produk dari kebutuhan baru , sebagai fenomena modern dalam seni pertunjukan di Indonesia.

Sumber : Dok. Pribadi (foto Istimewa)
Gambar :  Pertunjukan komedi antar pulau dengan lakon ”cinta robot” ini
merupakan salah satu pertunjukan teater masyarakat urban dimana
pertunjukannya menampilkan permasalahan masyarakat urban dengan budaya
yang heterogen(beragam) sesuai dengan asal masyarakat pendukungnya.

d. Teater kontemporer,yaitu teater yang menampilkan peranan manusia bukan sebagai tipe melainkan sebagai individu . dalam dirinya terkandung potensi yang besar untuk tumbuh dengan kreatifitas yangtanpa batas. Pendukung teater ini masih sedikit yaitu orang-orang yang menggeluti teater secara serius mengabdikan hidupnya pada teater dengan melakukan pencarian, eksperimen berbagai bentuk teater untuk mewujudkan teater Indonesia masa kini.
Sumber : Dok. Pribadi ( Foto Istimewa)
Gambar: Pertunjukan Teater Kontemporer yang menggunakan bahasa ungkap ekspresi
gerak dengan judul ”Pramuwisma stories”.
Sebagian besar daerah di Indonesia mempunyai kegiatan berteater yang tumbuh dan berkembang secara turun menurun. Kegiatan ini masih bertahan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang erat hubungannya dengan budaya agraris (bertani) yang tidak lepas dari unsur-unsur ritual kesuburan, siklus kehidupan maupun hiburan. Misalnya : untuk memulai menanam padi harus diadakan upacara khusus untuk meminta bantuan leluhur agar padi yang ditanam subur, berkah dan terjaga dari berbagai gangguan. Juga ketika panen, sebagai ucapan terima kasih maka dilaksanakan upacara panen. Juga peringatan tingkat-tingkat hidup seseorang (kelahiran, khitanan, naik pangkat/ status dan kematian dll) selalu ditandai dengan peristiwa-peristiwa teater dengan penampilan berupa tarian,nyanyian maupun cerita, dengan acara, tata cara yang unik dan menarik. Teater rakyat adalah teater yang hidup dan berkembang dikalangan masyarat untuk memenuhi kebutuhan ritual dan hiburan rakyat.

QUIS SENI
1.  Tunjukkan keunikan yang terdapat dalam seni teater daerah Jawa Tengah “Ketoprak”!
2.  Pesan moral apa yang terkandung dalam seni teater daerah Jawa Tengah dalam kisah Ramayana?

E. CIRI-CIRI TEATER
1. Teater Tradisional
a.      Tampa naskah/ sastra lisan
b.     Persiapan sederhana
c.      Penyajian monoton/ statis
d.     Cerita kerajaan atau dongeng
e.      Akrab dengan penonton
f.         Musik dan tari dominan
2. Teater Modren
a.Menggunakan naskah /sastra drama
b.    Segalanya dipersiapkan dengan detail
c.Penyajian dinamis
d.    Cerita variasi kehidupan manusia
e.Musik dan lagu hanya jika diperlukan
3.  Teater Kontemporer
a.    Cerita dan pemain absurd
b.   Seting jauh dari kenyataan
c.    Tata busana dan rias unik

F. Fungsi – Fungsi Teater Rakyat :
1. Pemanggil kekuatan gaib
2. Menjemput roh-roh pelindung untuk hadir ditempat terselenggaranya pertunjukan
3. Memanggil roh-roh baik untuk mengusir roh-roh jahat.
4.  Peringatan pada nenek moyang dengan mempertontonkan kegagahan maupun kepahlawanannya.
5. Pelengkap Upacara sehubungan dengan peringatan tingkat-tingkat hidup seseorang.
6. Pelengkap upacara untuk saat-saat tertentu dalam siklus waktu.
7. sebagai media hiburan.

G. Ciri-ciri umum teater rakyat diantaranya :
1. Cerita tanpa naskah dan digarap berdasarkan peristiwa sejarah, dongeng, mitologi atau kehidupan sehari-hari.
2. Penyajian dengan dialog, tarian dan nyanyian
3. Unsur lawakan selalu muncul
4. Nilai dan laku dramatik dilakukan secara spontan dan dalam satu adegan terdapat dua unsur emosi sekaligus yaitu tertawa dan menangis.
5. Pertunjukan mempergunakan tetabuhan atau musik tradisional .
6. Penonton mengikuti pertunjukan secara santai dan akrab bahkan terlibat dalam pertunjukan dengan berdialog langsung dengan pemain.
7. Mempergunakan bahasa daerah.
8. Tempat Pertunjukan terbuka dalam bentuk arena (dikelilingi penonton)

Sumber : Video Teater PSN (foto : Istimewa)
Gambar 4.6 Pertunjukan teater arja di Bali, merupakan salah satu contoh teater rakyat
yang masih hidup dikalangan masyarakat Bali. Teater berfungsi sebagai salah satu
upacara keagamaan

TUGAS:

Saksikan sebuah pertunjukan teater/ filem pilihan mu lalu buatlah laporan berdasarkan pengamatan kalian meliputi:
  1. Isi cerita
  2. Nilai estetika atau hal yang unik yang kalian rasakan
  3. Pesan moral dari cerita tersebut
Presentasikan laporan kalian di depan kelas dengan gaya yang menarik dan menampilkan contoh akting atau dialok sang tokoh yang berkesan menurutmu!


















BAB IX
BERKARYA SENI TEATER

  1. Unsur Drama
a. Tema
            Tema adalah pikiran pokok yang mendasari kisah drama. Pikiran pokok ini dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi kisah yang menarik. Tema dapat diambil dari berbagai permasalahan di dunia. Tema bisa sangat beragam. Mulai dari percintaan, keluarga, lingkungan alam, penyimpangan sosial dan budaya, sejarah, sampai politik dan pemerintahan.
Tema dapat dipersempit menjadi sebuah topik. Topik inilah yang kemudian dikembangkan menjadi kisah drama dengan dialog-dialognya. Sedangkan judul dapat diambil dari inti cerita yang menarik perhatian calon penonton. Contoh tema percintaan, topik cinta yang terlarang, judul Romeo dan Juliet
b. Plot
             Plot adalah rangkaian peristiwa atau jalannya kisah drama. Biasanya terdiri dari konflik yang berkembang secara bertahap dari sederhana hingga kompleks sampai pada penyelesaiannya.
Tahapan perkembangan plot drama tersebut umumnya adalah:
1.      Eksposisi
Melalui adegan dan dialog penonton diperkenalkan tokoh, karakter, dan materi kisah. Ini akan menghantarkan penonton kepada keadaan yang relevan nantinya.
2.      Konflik
Mulai ada kejadian atau insiden yang melibatkan tokoh dalam masalah
3.      Komplikasi
Insiden berkembang dan menimbulkan konflik-konflik yang semakin banyak, ruwet, dan saling terkait namun belum tampak pemecahannya.
4.      Krisis/Klimak
Berbagai konflik telah sampai pada puncaknya sehingga merupakan puncak ketegangan bagi penonton. Berupa akhir pertikaian dari tokoh protagonis (ideal) dan antagonis (tidak ideal).
5.      Resolusi
Dalam tahap ini terjadi penyelesaian konflik. Kisah dapat berakhir menyenangkan serta dapat pula berakhir tragis dan menimbulkan protes di benak penonton.
c. Karakter
 Karakter adalah keseluruhan ciri-ciri jiwa atau kepribaddian seorang tokoh dalam kisah drama. Ada banyak sekali jenis karakter yang bisa terdapat dalam satu kisah drama. Misalnya baik hati, keras, sombong, rendah diri, munafik, materialistik, ramah, pemarah, dan lain-lain. Tak menutup kemungkinan bahwa dalam satu pribadi/tokoh memiliki beberapa karakter yang saling bertentangan. Oleh karena itu, pemeran harus dapat menafsirkan karakter yang dikehendaki naskah/skenario. Semakin kuat deskripsi karakter seorang tokoh diperankan, akan semakin jelas dan menarik kisahnya. Dalam memerankan tokoh dengan karakter tertentu, pemain seringkali dibantu oelh penata : rias, busana, dan akting.
d. Dialog
Dialog adalah percakapan antartokoh (yang bersamaan dalam suatu gerak atau adegan) untuk merangkai jalannya kissah. Dialog harus dapat mendukung karakter tokoh, mengarahkan plot, dan mengungkapkan hal-hal agar tersirat pada penonton. Karena itu, dialog harus dijiwai oleh pemeran dan berkembang mengikuti suasana konflik. Dialog yang diucapkan juga tidak boleh tumpang tindih atau bermakna ganda (kecuali jika itu disengaja)
e. Bahasa
Bahasa merupakan bahan dasar naskah/skenario, dalam wujud kata atau kalimat. Kata dan kalimat mengungkapkan makna. Makna, penulis naskah harus cermat memilih ddan merangkaikannya agar dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan secara komunikatif dan efektif. Dialog harus ditulis dengan ragam dan dialek bahasa yang tepat sesuai dengan tempat dan masalah yang dibicarakan serta siap yang berbicara.
e.       Ide dan Pesan
Penulis sebaiknya memanfaatkan keadaan kehidupan di masyarakat sebagai ide atau gagasan. Ide tersebut boleh diolah agar menarik, tetapi dapat dipertanggungjawabkan. Merekayasa ide secara logis juga diperlukan untuk menyampaikan pesan moral. Sehingga, selain mempunyai daya hibur, kisah yang ditampilkan juga mempunyai nilai pendidikan.
f.       Seting
Seting adalah keadaan tempat dan suasana terjadinya suatu adegan, baik di atas panggung maupun di lokasi shooting. Penata seting harus jeli mengkomposisikan perlengkapan yang terbatas agar menddapatkan keadaan yang maksimal.

  1. Unsur Pementasan Drama/ Film
a. Naskah/ Skenario
     Naskah drama adalah karangan yang berisi sebuah kisah dengan nama-nama tokoh dan dialok yang diucapkannya. Keterangan tentang akting dan keadaan suatu adegan ditambahkan untuk memperjelas adegan dan membantu pemeran mengerti akting bagaimana yang sebaiknya dilakukan.
     Skenario adalah naskah drama (besar) atau film yang di dalamnya terdapat uraian lengkap tentang: keadaan, properti, nama tokoh, karakter, petunjuk akting/ ekspresi dan sebagainya. Tujuannya adalah agar sutradara dapat menyajikannya dengan lebih realistis).
b. Pemain/ Pemeran
1.    Peran utama
     Peran utama ialah peran menjadi pusat perhatian dalam kisah. Jumlahnya  lebih dari satu, tetapi semuanya harus tetap digambarkan lebih utuh daripada peran yang lain. Biasanya peran ini tampil lebih sering dari pada peran lain dan memiliki lebih banyak dialok. Ini terutama agar karakter sang peran utama dan kisah drama tergambar lebih baik.
2.    Peran pembantu
     Peran penting tetapi bukan yang menjadi pusat perhatian. Jumlahnya boleh lebih dari satu. Fungsinya untuk membantu perkembangan kisah dan mendukung penggambaran kisah dan mendukung penggambaran karakter peran utama.
3.    Peran tambahan/ figuran
    Peran yang diciptakan untuk memperkuat gambaran suasana.
Selain itu, dalam film juga sering diperlukan pemain pengganti (stunman) untuk  menggantikan pemain tetap dalam adegan berbahaya
c. Sutradara
Sutradara ialah orang yang memimpin dan mengatur seluruh teknik pembuatan atau pementasan drama/ film. Sutradaralah yang menafsirkan dan menerjemahkan kisah dari bentuk naskah ke dalam wujud nyata pertunjukan. Seorang sutradara harus menguasai seluruh aspek dalam pembuatan/ pementasan drama/film. Sehingga, tiap bagian bisa dikontrol dengan baik dan pementasan bisa maksimal.
Dalam membuat film, seorang sutradara dibantu oleh asisten, seperti asisten properti, akting, dan laga. Selain itu, kerabat kerja yang lain seperti juru kamera, bagian penataan, dan penyuting haruslah orang yang sepaham dengannya dalam mewujudkan hasil akhir film.
d. Properti
Properti adalah seluruh perlengkapan yang diperlukan dalam pementasan drama atau film. Properti ini bisa yang dikenakan atau tidak dikenakan oleh pemain, dan nantinya dalam pementasan . Properti film tidak terbatas seperti properti drama. Yang termasuk dalam properti  bisa sangat banyak. Mulai dari busana pemain dan segala kelengkapannya, set dekorasi, mebel dan hiasan ruangan, model turunan karakter (seperti robot dan monster), maket lokasi, gedung atau ruangan tiruan, kendaraan, bahkan hewan.
e. Penataan
Penataan adalah semua bagian pekerjaan yang mendukung terlaksanaanya pembuatan drama.
1. Tata rias
    Tata rias adalah cara mendandani pemain dalam memerankan tokoh tertentu agar lebih mnyakinkan. Tata rias mendukung pemunculan sebuah karakter.
2. Tata busana
    Tata busana adalah pengaturan pakaian pemain agar mendukung keadaan yang dikehendaki. Busana hendaknya disesuaikan dengan tepat adegan (pakaian di sekolah berbeda dengan pada suasana pesta), karakter peran ( Pakaian ABG berbeda dengan pakaian pekerja kantor), juga waktu atau zaman cerita (pakaian zaman kerajaan berbeda dengan pakaian masa kini)
3. Tata pentas/properti
    Istilah lain yang digunakan adalah seting. Yaitu, mengkomposisikan properti sedemikian rupa agar efektif mendukung pementasan drama atau visualisasi film.
4. Tata lampu
    Tata lampu adalah pengaturan cahaya di panggung atau saat pengambilan adegan dalam pembuatan film. Posisi lampu dan intensitas cahaya yang digunakan disesuaikan dengan keadaan yang dikehendaki.
5. Tata suara
     Terdiri dari pengaturan pengeras suara, musik pengiring, dan suara-suara alam agar lebih mendukung adegan.
6. Pentas
    Pentas adalah tempat diselenggarakannya pertunjukan. Merupakan tempat pemain dan penonton bertemu, baik secara langsung seperti pada panggung dan arena, atau tak langsung seperti melalui layar televisi dan bioskop.
f. Penonton
Penonton termasuk unsur pementasan drama atau flim karena merupakan saksi dari hasil akhir seluruh kerabat kerja. Penontonlah yang mengapresiasi dan menilai karya seni yang baru selesai dipentaskan. Suatu karya seni akan sia-sia jika tidak memiliki penikmat karya tersebut. Dari para pemikat ini juga pembuat karya akan mendapat masukan untuk meningkatkan mutu hasil karyanya.



C. Seni Peran
             
Sumber : Dok. Pribadi (foto :Hermana HMT)
Gambar: Pertunjukan “Kekawen Kawin” karya Nikolai Gogol, STB, Sutradara Yusep
Muldiyana. Dalam pertunjukan ini kekuatan pemeranan dari masing masing aktor sangat
ditonjolkan untuk menampilkan daya tarik pertunjukan secara keseluruhan.

Kekuatan utama yang menjadi daya tarik sebuah pertunjukan teater adalah akting atau tingkah laku para pemain dalam memerankan tokoh yang sesuai dengan tuntutan karakter dalam naskah. Kekuatan inilah yang akan menjadi magnit , bagus , menarik ,indah, punya kekuatan atau tidak berkarakter, tidak menarik bahkan membosankan akan menentukan penonton bertahan tidaknya ditempat duduknya. Virtuositas adalah kekuatan atau daya tarik seniman yang dilahirkan dari keterampilan,kecerdasan serta pendalaman sepenuh hati dan jiwa pada karya yang ditampilkan, sehingga menimbulkan rasa empati dan simpati bagi yang melihatnya. Untuk tampil bagus dan menarik dipanggung teater,seorang aktor harus menguasai berbagai tehnik dan keterampilan seni peran. Seperti dikatakan oleh stanislavsky, seorang aktor harus menguasai olah tubuh, vokal, dan harus mempunyai daya konsentrasi, imajinasi, fantasi, observasi serta mempunyai kecerdasan, wawasan, pengetahuan yang luas tentang berbagai hal dalam kehidupannya. Sehingga ketika sorang aktor membawakan peran tokoh dalam sebuah pementasan akan tampil dengan kedalaman karakter yang indah, menarik dan penuh penghayatan yang sesuai dengan tuntutan naskah pertunjukan.
Pemahaman mengenai karakter ini adalah penggambaran sosok tokoh peran dalam tiga dimensi yaitu keadaan fisik, psikis dan sosial. Keadaan fisik meliputi ; umur, jenis kelamin,cirri-ciri tubuh, cacat jasmaniah,cirri khas yang menonjol,suku bangsa, raut muka, kesukaan, tinggi/pendek, kurus gemuk, suka senyum/ cemberut dan sebagainya. Keadaan psikis meliputi ; watak, kegemaran, mentalitas,standar moral, temperamen,ambisi, kompleks psikologis yang dialami, keadaan emosi dan sebagainya.Keadaan sosiologis meliputi ; jabatan, pekerjaan, kelas sosial, ras, agama, ideologi dan sebagainya, keadaan sosiologis seseorang akan berpengaruh terhadap prilaku seseorang, profesi tertentu akan menuntut tingkah laku tertentu pula. Pencapaian seorang aktor dalam mewujudkan sosok peran sesuai karakter ini juga ditentukan oleh pengalaman dan kepekaannya dalam menghayati kehidupan serta pengalaman tampil dalam berbagai pementasan.
WS. Rendra menyebutkan bahwa dalam pementasan ada empat sumber gaya yaitu aktor atau bintang, sutradara, lingkungan dan penulis. Aktor atau bintang menjadi sumber gaya artinya kesuksesan pementasan ditentukan oleh pemain-pemain kuat yang mengandalkan kepopuleran, kemasyuran, ketampanan atau kecantikan atau daya tarik sensualnya. Pemain bintang akan menjadi pujaan penonton dan akan menyebabkan pementasan berhasil . jika yang dijadikan sumber gaya adalah actor dan bukan bintang maka kecakapan berperan diandalkan untuk memikat penonton . aktor harus menghayati setiap situasi yang diperankan dan mampu secara sempurna menyelami jiwa tokoh yang dibawakan serta menghidupkan jiwa tokoh sebagai jiwa sendiri.
Sumber : Dok.Pribadi (Foto Bedeng Siregar)
Gambar: Pertunjukan Teater “Pelajaran” Karya Ionesco Sutradara : Deden Rengga
Dalam pertunjukan ini semua pemain harus menguasai tehnik akting yang memadai
untuk mewujudkan peran yang sesuai dengan tuntutan naskah.

D. Akting
Ajaran akting menurut Boleslavsky dalam buku Enam Pelajaran Pertama
Bagi Calon Aktor :
1. Pelajaran pertama : Konsentrasi
Pemusatan pikiran merupakan latihan yang penting dalam akting, konsentrasi bertujuan aagar actor dapat mengubah diri menjadi orang lain , yaitu peran yang dibawakan . juga berarti aktor mengalami dunia yang lain dengan memusatkan segenap cita, rasa dan karsanya pada dunia lain itu. Jadi tidak boleh perhatiannya goyah pada dirinya sendiri dan pada penonton. Meskipun lakon berjalan, konsentrasi aktor tidak boleh mengendor, juga jika saat itu tidak kebagian dialog atau gerakan .kesiapan batin untuk mengikuti jalannya cerita sampai berakhir, memerlukan konsentrasi. Latihan konsentrasi dapat dilakukan melalui fisik (seperti yoga), latihan intelek atau kebudayaan(misalnya menghayati musik, puisi,seni lukis) dan latihan sukma (melatihan kepekaan sukma menanggapi segala macam situasi).
Sumber : Dok Pribadi (foto : Hermana HMT)
Gambar:  Adegan Pertunjukan “ Kekawen Kawin” Karya Nikolai Gogol, STB, Sutradara
Yusef Muldiyana. Konsentrasi merupakan salah satu latihan penting dalam mewujudkan
sebuah peran contoh pad adegan diatas seorang pemain sedang berkonsentrasi pada peran,
dialog dirinya dan dialog lawan mainnya.
2. Pelajaran kedua : Ingatan Emosi.
The transfer of emotion merupakan cara efektif untuk menghayati suasana emosi peran secara hidup wajar dan nyata. Jika pelaku harus bersedih , dengan suatu kadar kesedihan tertentu dan menghadirkan emosi yang serupa, maka kadar kesedihan itu takatannya tidak akan berlebihan, sehingga tidak terjadi over acting. Banyak peristiwa yang menggoncangkan emosi secara keras dan hanya aktor yang pernah mengalami goncangan serupa dapat menampilkan emosi serupa kepada penonton dengan takaran yang tidak berlebihan.

3. Pelajaran ketiga : Laku Dramatik
Tugas utama aktor menghidupkan atau memperagakan karakter tokoh yang diperankannya, dan menghidupkan aspek dramatisasi melalui ekspresi atau mimik wajah melalui dialog, dan pemanfaatan seting pendukung (misal membanting). Aktor harus selalu mengingat apa tema pokok dari lakon itu dan dari perannya, untuk menuju garis dan titik sasaran yang tepat dengan begitu ia dapat melatih berlaku dramatik Artinya bertingkah laku dan berbicara bukan sebagai dirinya sendiri, tetapi sebagai pemeran, untuk itu memang diperlukan penghayatan terhadap tokoh itu secara mendalam sehingga dapat diadakan adaptasi

4. Pelajaran keempat : Pembangunan watak
Setelah menyadari perannya dan titik sasaran untuk peranannya itu aktor harus membangun wataknya sehingga sesuai dengan tuntutan lakon. Pembangunan watak itu didahului dengan menelaah struktur fisik, kemudian mengidentifikasiannya dan menghidupkan watak itu seperti halnya wataknya sendiri. Dalam proses terakhir itu diri aktor telah luluh dalam watak peran yang dibawakannya, atau sebaliknya watak peran itu telah merasuk kedalam diri sang aktor.

Sumber : Dok Pribadi (foto : Bedeng Siregar)
Gamba:  Adegan Pertunjukan “Lawan Catur “ Karya Kenneth Arthur,
Sutradara : Deden Rengga. Pemain yang baik adalah pemain yang kalu sudah diatas
panggung tidak tampak lagi pribadinya, dia sudah berubah menjadi sosok yang lain. Dengan
pembangunan watak hal ini dapat terwujud

5. Pelajaran Kelima : Observasi
Jika ingatan emosi, laku dramatik dan pembangunan watak sulit dilakukan secara personal, maka perlu diadakan observasi untuk tokoh yang sama dengan peran yang dibawakan. Untuk memerankan tokoh pengemis dengan baik , perlu mengadakan observasi terhadap pengemis dengan ciri fisik, psikis dan sosial yang sesuai .

6. Pelajaran Keenam : Irama
Semua kesenian membutuhkan irama, akting seorang aktor juga harus diatur iramanya, agar titik sasaran dapat dicapai , agar alur dramatik dapat mencapai puncak dan penyelesaian. Irama juga memberikan variasi adegan, sehingga tidak membosankan. Irama permainan ditentukan oleh konflik yang terjadi dalam setiap adegan.

7. Suara dan Cakapan
Suara dan cakapan adalah dua hal pokok yang harus digarap dengan nada yang sesuai, karena keduanya sangat menentukan suksesnya pementasan. Siswa perlu dilatih mengucapkan vocal a, I, u, e, o dengan mulut terbuka penuh. Mungkin dalam percakapan sehari-hari ini tidak perlu; akan tetapi di pentas, hal-hal yang sehari-hari perlu diproyeksikan karena suara diharapkan dapat sampai pada penonton di deretan tempat duduk paling belakang. Ada kalanya seorang pemain mampu mengucapkan kata dengan jelas atau “las-lasan”, tetapi toh dialog yang diucapkannya tidak merangsang pengertian. Jika ini terjadi, maka persoalannya pada apa yang lazim disebut phrasering technique atau teknik mengucapkan dialog. Kalimat atau dialog yang panjangharus dipenggal-penggal lebih dahulu, sesuai denga satuansatuan  pikiran yang dikandungnya. Satu hal lagi yang masih berhubungan dengan latihan vokal ialah perlunya dipahami adanya nada ucapan. Kata “gila” dapat berarti umpatan keras, pujian, kekaguman, jika diucapkan dengan nada yang berbeda-beda. Ini artinya nada ucapan tidak hanya berfungsi untuk menciptakan dinamika, tetapi juga menciptakan makna. Pada saat pemain mengucapkan dialog, kata-kata ternyata tidak diucapkan datar, tetapi terkandung di dalamnya lagu kalimat. Lagu kalimat itu menyarankan pertanyaan, perintah, kekaguman, kemarahan, kebencian, kegembiraan, dan sebagainya. Di samping itu, lagu kalimat juga menyarankan dialek tertentu, misalnya dialek Jawa seperti terdengar dari lagu kalimat yang diucapkan pemeran dalam drama seri Losmen; dalam film Naga Bonar terdengar lagu kalimat yang menyarankan dialek Batak.

E. Gaya Akting
Pemahaman dan penafsiran tentang prinsip berteater, dalam proses aktualisasinya oleh para seniman penggarap atau sutradara, terbagi dalam dua pemahaman yang berbeda yaitu :
1.  Teatrikalisme adalah praktek berteater yang bertolak dari anggapan bahwa teater adalah Teater. Suatu dunia dengan kaidah-kaidah tersendiri yang berbeda dgn kaidah-kaidah kehidupan, teater tidak perlu sama dengan kehidupan kehidupan distilasi (digayakan) dan di Distorsi (dirusak), prinsip seperti ini dapat kita lihat dalam teater-teater tradisional.  Atau teater- teater kontemporer. Melahirkan gaya akting grand style ( akting di besar-besarkan ) dan Komikal yaitu  gaya akting dengan mengekplorasi kelenturan tubuh sehingga menampilkan tubuh-tubuh dengan gestikulasi yang unik dan lucu.
2.  Realisme adalah eater harus merupakan ilusi atau cermin kehidupan nyata (Realitas). Teater Ilusionis, kehidupan ditiru setepat mungkin agar ilusi tercapai. pemahaman ini berkembang dalam teater barat (konvensional). Gaya aktingnya adalah gaya realis yaitu wajar mirip dengan gaya kehidupan sehari-hari. Untuk melatih tehnik keaktoran maka diperlukan naskah sebagai pijakan dalam mewujudkan suatu peranan. Dibawah ini terdapat beberapa cuplikan naskah dari beberapa penulis drama yang sudah terkenal, dengan berbagai gaya penulisan naskah yang dapat kalian mainkan sebagai latihan pemeranan.

F.  Beberapa istilah dalam teater
Dalam membicarakan drama banyak kita jumpai istilah yang erat hubungannya dengan pementasan drama, antara lain sebagai berikut :
1. Babak
Babak merupakan bagian dari lakon drama. Satu lakon drama mungkin saja terjadi dari satu, dua, atau tiga babak mungkin juga lebih. Dalam pementasan, batas antara babak satu dan babak lain ditandai dengan turunnya layar, atau lampu penerang panggung dimatikan sejenak. Bila lampu itu dinyalakan kembali atau layar ditutup kembali, biasanya ada perubahan penataan panggung yang  menggambarkan setting yang berbeda. Baik setting tempat, waktu, maupun suasana terjadinya suatu peristiwa.
2. Adegan
Adegan adaalh bagian dari babak. Sebuah adegan hanya menggambarkan satu suasana yang merupakan bagian dari rangkaian suasana-suasana dalam babak. Setiap kali terjadi penggantian adegan tidak selalu diikuti dengan penggantian setting.
3. Prolog
Prolog adalah kata pendahuluan dalam lakon drama. Prolog memainkan peran yang besar dalam menyiapkan pikiran penonton agar dapat mengikuti lakon(cerita) yang akan disajikan. Itulah sebabnya, prolog sering berisi lakon, perkenalan tokoh-tokoh dan pemerannya, serta konflik konflik yang akan terjadi di panggung.
4. Epilog
Epilog adalah kata penutup yang mengakhiri pementasan. Isinya, biasanya berupa kesinpulan atau ajaran yang bisa diambil dari tontonan drama yang baru disajikan.
5. Dialog
Dialog adalah percakapan para pemain. Dialog memainkan peran yang amat penting karena menjadi pengarah lakon drama. Artinya, jalannya cerita drama itu diketahui oleh penonton lewat dialog para pemainnya. Agar dialog itu tidak hambar, pengucapannya harus disertai penjiwaan emosional. Selain itu, pelafalannya harus jelas dan cukup keras sehingga dapat didengar semua penonton. Seorang pemain yang berbisik, misalnya harus diupayakan agar bisikannya tetap dapat didengarkan para penonton.
6. Monolog
Monolog adlah percakapan seorang pemain dengan dirinya sendiri. Apa yang diucapkan itu tidak ditujukan kepada orang lain. Isinya, mungkin ungkapan rasa senang, rancana yang akan dilaksanakan, sikap terhadap suatu kejadian, dan lain-lain.
7. Mimik
Mimik adalah ekspresi gerak-gerik wajah (air muka) untuk menunjukkan emosi yang dialami pemain. Ekspresi wajah pemain yang sedang sedih tentu saja berbeda dengan ketika sedang marah.
8. Gestur
Gestur adalah gerak-gerak besar, yaitu gerakan tangan kaki, kepala, dan tubuh pada umumnya yang dilakukan pemain.
9. Bloking adalah aturan berpindah tampat dari tempat yang satu ke tempat yang lain agar penampilan pemain tidak menjemukan.
10. Gait
Gait berbeda dengan bloking karena gait diartikan tanda-tanda khusus pada cara berjalan dan cara bergerak pemain. Layar adalah kain penutup panggung bagiandepan yang dapar dibuka dan ditutup sesuai kebutuhan. Tidak semua panggung dilengkapi layar.

Unsur-unsur Lakon Teater

1. Tema cerita
Agar cerita menarik perlu dipilih topik, contoh tema masalah Keluarga topiknya misal Pilih Kasih

2. Amanat
Sebuah sajian drama yang menarik dan bermutu adalah memiliki pesan moral yang ingin disampaikan kepada penonton.
3. Plot
Lakon drama yang baik selalu mengandung konflik, plot adalah jalan cerita drama. Plot drama berkembang secara bertahap, mulai dari konflik yang sederhana hingga menjadi konflik yang kompleks sampai pada penyelesaian konflik. Penyelesaian konflik ada yang happyending, atau berakhir sedih atau penonton disuguhkan cerita dengan menafsirkan sendiri akhir cerita.
Ada enam tahapan plot :
a. Eksposisi
Tahap ini disebut tahap pergerakan tokoh
b. Konflik
Dalam tahap ini mulai ada kejadian
c. Komplikasi
Kejadian mulai menimbulkan konflik persoalan yang kait-mengkait tetapi masih menimbulkan tanya tanya.
 d.  Krisis
    Dalam tahap ini berbagai konflik sampai pada puncaknya
e. Resolusi
        Dalam tahap ini dilakukan penyelesaian konflik
    f. Keputusan
       Adalah akhir cerita
4. Karakter
Karakter atau perwatakan adalah keseluruhan ciri-ciri jiwa seorang tokoh dalam drama. Ada tokoh berwatak sabar, ramah dan suka menolong, sebaliknya bisa saja tokoh berwatak jahat ataupun bisa juga tokoh berdialek suku tertentu.
5. Dialog
Jalan cerita lakon diwujudkan melalui dialog dan gerak yang dilakukan para pemain. Dialog dialog yang dilakukan harus mendukung karakter tokoh yang diperankan dan dapat menghidupkan plot lakon.
6. Setting
Setting adalah tempat, waktu, dan suasana terjadinya suatu adegan. Karena semua adegan dilaksanakan di panggung maka panggung harus bisa menggambarkan setting apa yang dikehendaki. Panggung harus bisa menggambarkan tempat adegan itu terjadi: di ruang tamu, di rumah sakit, di tepi sungai, di kantin, atau di mana? Penataan panggung harus mengesankan waktu: zaman dahulu, zaman sekarang, tengah hari, senja, dini hari, atau kapan? Demikian pula unsur panggung harus diupayakan bisa menggambarkan suasana: gembira, berkabung, hiruk pikuk, sepi mencekam, atau suasana-suasana lain. Semua itu diwujudkan dengan penataan panggung dan peralatan yang ada. Panggung dan peralatan biasanya amat terbatas. Sementara itu, penggambaran setting sering berubah-ubah hampir setiap adegan. Bagaimana caranya? Penata panggung yang mengatur semua itu. Karena itu, penata panggung harus jeli dan pandai-pandai memanfaatkan dan mengatur peralatan yang terbatas itu untuk sedapat-dapatnya menggambarkan tempat, waktu, dan suasana seperti yang dikehendaki lakon drama.
7. Interpretasi
Apa yang dipertontonkan ceritanya harus logis, dengan kata lain lakin yang dipentaskan harus terasa wajar. Bahkan harus diupayakan menyerupai kehidupan yang sebenarnya.




Contoh Naskah untuk latihan pemeranan
SANGKURIANG
Karya UTUY TATANG SONTANI
BABAK IV- ADEGAN 1
Malam hari
LAKONPERTAMA
Di halaman rumah. Sayup-sayup sampai di kejauhan terdengar suara gemuruh
Dayang Sumbi keluar dan rumah dengan suluh ditangan
1. DAYANG :            Rasa-rasa dalam mimpi
    SUMBI                   bahwa di malam ini
sedang diciptakan telaga
beserta perahunya,
dimana aku akan berlayaran
sebagai istri dan anakku sendiri
Rasa-rasa dalam mimpi
bahwa tadi
aku dipinang anakku
dan nanti
akan menjadi ibu dari cucuku sendiri
Ah, satu diantara dua :
aku atau anakku,
itulah yang sebenarnya bermimpi
di malam ini
Dan karena kini
asal tadi dan bakal nanti,
maka siapa yang bermimpi malam ini,
itulah yang besok pagi kesiangan,
itulah pemimpi sepanjang jaman
BUJANG MUNCUL
2. DAYANG :                        Bagaimana ?
    SUMBI                   Apa yang nampak di mata ?
3. BUJANG :              Bagai tenaga raksasa yang dicurahkan.
4. DAYANG :                        Bagaimana ?
    SUMBI
5. BUJANG :              Bumi gemuruh
pohon-pohon pada tumbang
batu-batu bergulingan
membendung air,
Dilanda air
Dan siapa yang mengerjakan
haiam tidak kelihatan
Tapi yang tidak bisa dipungkin lagi
telaga luas akan segera terbukti
6. DAYANG :            Dan perahu ?
    SUMBI
7. BUJANG :               Itupun hampir selesai
8. DAYANG :                        Kalau begitu,
    SUMBI                   kita tidak boteh lalai
             Mang Aida Lepa dan kawan-kawannya, mesti segera diminta
 Datang
9. BUJANG :                          Baik, Nyai, biar sekarang juga
bibi bangunkan semua
BUJANG TURUN
10. DAYANG :          Riuh gemuruh dikejauhan,
      SUMBI                 alamat telaga sedang dibangun.
Riuh gemuruh di dalam dadaku,
karena hati naik turun
Ah, hatiku !
hati manusia yang tahu tiada upaya,
tapi juga hati seoiang ibu
yang diancam bahaya
Sebagai manusia,
Ya. Dewata
Hatiku turun ke bawah telapak
kaki-Mu,
hidmat menyembah kebesaran-Mu,
menyerah
mengalah kepada kehendak-Mu
yang benar selalu
Tapi sebagai ibu,
ya, anakku !
Hatiku naik ke atas puncak citamu,
keras menolak keingmanmu,
bertindak
berontak menentang kebenaranmu
yang tiada benar bagiku
BUJANG MUNCUL DIIRINGI ARDA LEPA DAN KAWAN-KAWAN
11. ARDA LEPA :     Ada apa, Nyai ?
kami dipanggil di malam sepi ?
12. DAYANG :          Mamang, malam ini
      SUMBI                 bukan malam sepi.
Malam ini malam yang seram
malam yang berat mengancam
Anakku Sang Kuriang
mulai tadi siang
menyatakan pendapatnya
yang tidak disangka-sangka
Dia tidak mau percaya
bahwa mi bukan ibunya
13. ARDA LEPA :     Tapi jika semua orang
sependapat dengan Sang Kunang,
apa yang hendak kite katakan, kawan?
Kita semua tidak menyaksikan
kapan Sang Kunang dilahirkan,
bukan?
14. BERSAMA :        Biar buta I Biar mati!
Tak pernah kita mengetahui.
15. DAYANG :          Memang, kalau semua orang
      SUMBI                 sependapat dengan Sang Kuriang,
itu terserah kepada mereka
Tapi bagiku aku adalah ibunya.
Kalau aku bukan ibu Sang Kuriang
aku tidak akan menolak dia meminang.
Dan mamang sekarang
tidak akan diminta datang
Apakah mamang setuju
anak mengawini ibu ?
16. ARDA LEPA :     Anak mengawini ibu ?
Yey, itu tidak lucu !
17. BERSAMA :        Itu mesti disapu !
Lebih haram dan jinah !
Lebih hewan dari hewan !
18. ARDA LEPA :     Kalau betul Nyai ibu Sang Kunang
kalau betul Sang Kuriang meminang
Sang Kunang mesti kami buang !
Kalau tidak,
kami semua ikut berjinah
Kami menjadi hewan.
19. DAYANG :          Nantidulu
     SUMBI                  Dengar dulu!
Sebagai ibu yang kasih sayang teRhadap
anak, pinangan anakku tidak terangterangan
ditolak,
Aku berjanji mau kawin dengan dia,
asal besok ban sedia perahu dan telaga,
Ternyata sekarang
Perahu dan telaga sudah hamper siap
Berarti Sang Kuriang
akan dapat memenuhi permintaan ku.
20. ARDA LEPA :     Jadi sekarang Nyai ingin
Supaya tidak jadi kawin ?
supaya peiahu dan telaga
besok tidak bukti ?
21 DAYANG :           Betul.
     SUMBI                  Karena itu ku menginginkan
supaya kalian membakar hutan,
biar apinya bersinar-sinar;
menyerupai sinar fajar,
biar anakku Sang Kuriang
Melihat siang akan mendatang !
biar maksudnya diurungkan,
lantaran merasa kesiangan
22. ARDA LEPA :     Ai, ai, Nyai ingin
Sang Kunang diajak bermam ?
Itu lucu !
23. BERSAMA :        Tapi apa mungkin ?
Sang Kuriang lain dan yang lain
24. DAYANG :          Sang Kuriang memang lain dari yang lain
      SUMBI                 tapi Sang Kuriang manusia
Dan kepada manusia aku tetap yakin:
ada Dewata dalam dirinya
Dan selama ada Dewata
di dalam din manusia
kewajiban kita
bukan menundukan membmasakan
tapi menyalakan api keDewataan
yang bersemayam di tubuh lawan
Semoga api pembakar hutan
menjadi api kedewataan
yang bersinar terang-benderang
dalam tubuh Sang Kunang !
25 ARDALEPA :       Bagaimana kawan.
kita sekarang membakar hutan ?
26. BERSAMA :        Asal terang
ada anak memang ibu
27. ARDA LEPA :     Yang sudah teiang
semua manusia adalah satu
Orang lain masih kita juga.
Karena itu,
marilah kita ajak Sang Kuriang
bermain bersama kita
dengan api di tangan kita
Inilah panggilan kita
di dalam hidup bersama
28. BERSAMA :        (SAMBILTERUS TURUN)
Semua orang adalah satu
orang lain masih kita juga
kewajiban kita,
biar gigi tinggal dua,
mengisi ini dunia
dengan bermain bersama,
tanpa yang diharapkan,
tanpa yang diidamkan,
selam damang bagi semua


TUGAS

1.    Portofolio
      Lihatlah salah satu pertunjukan teater daerah tempat kamu berada. Perhatikanlah dengan cermat unsur-unsur dasar drama dan unsur-unsur pementasannya. Lalu, buatlah laporannya. Protofoliomu ini harus mencantumkan unsur-unsur yang dimaksud. Ingatlah juga bahwa nilai dan karakter pertunjukan teater di tiap daerah bisa berbeda. Sehingga, bisa jadi ada beberapa unsur yang tidak ada atau bahkan lebih bervariasi daripada yang disebutkan di materi.
2. Buatlah naskah drama yang sesuai dengan karakter teater daerah sekitarmu dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1.      Lakukan eksplorasi pemikiran untuk mendapatkan tema dan cerita yang unik dan pantas.
2.      Pertimbangkan cerita menurut kemampuan yang ada dan nilai-nilai yang berlaku di daerahmu.
3.      Jumlah pemain setiap kelompok antara 5 hingga 10 orang, durasi sekitar 30 menit, usahkan jangan terlalu banyak pergantian seting.
4.      Naskah dibuat memungkinkan untuk diperbaiki/ dikembangkan terus sesuai kriteria yang telah diuraikan, karena akan ditampilkan pada semester dua.
5.      Lampirkan rencana pembagian kerja/ peran sesuai kemampuan.
6.      Pada semester dua kalian akan berlatih teknik olah potensi (tubuh, pikiran, suara), dan improvisasi.






















DAFTAR BACAAN



A.W., Sukmin dan Sutandur, Edy.2006. Terampil Berkarya Seni Rupa 1 . Solo. PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Nusantara, Yayat.2007. Seni Budaya untuk SMA Kelas X. Jakarta. Erlangga.
Nusantara, Yayat.2007. Seni Budaya untuk SMA Kelas XI. Jakarta. Erlangga.
Nusantara, Yayat.2007. Seni Budaya untuk SMA Kelas XII. Jakarta. Erlangga.
Hermawati Dwi Arini, Sri, dkk.2008.Seni Budaya untuk SMK Jilid 1. Jakarta. Depertemen Pendidikan Nasional
Hermawati Dwi Arini, Sri, dkk.2008.Seni Budaya untuk SMK Jilid 2. Jakarta. Depertemen Pendidikan Nasional
http//www.prestylarasati.wordpress.com/2008/03/02/ragamhias-be